AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Perhelatan Pilkada Maluku 2024 menjadi ajang bagi calon Gubernur Murad Ismail menebar janji.
Janji manis Murad bukan hanya kepada masyarakat tapi juga kepada sejumlah pejabat di daerah untuk merebut simpati dan dukungan memenangkan Pilgub Maluku.
Bisik-bisik sejumlah pimpinan OPD di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku mengungkap informasi menarik. Kabarnya mantan Gubernur Maluku Murad Ismail menebar janji jabatan sekretaris daerah (Sekda) Provinsi Maluku kepada tiga pejabat jabatan pimpinan tinggi (JPT) Pratama atau pejabat eselon II.
Janji memberikan jabatan prestisius itu bukan tanpa syarat. Mereka yang dianggap berjuang dan militan memenangkan Murad pada Pilgub, salah satu dari tiga JPT Pratama itu akan “dihadiahi” jabatan Sekda Maluku.
Murad kembali mencalonkan diri di Pilgub Maluku 2024. Dia menggandeng Michael Wattimena sebagai calon wakil gubernur.
Jabatan Sekda provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul gubernur. Sekda provinsi merupakan jabatan eselon I atau jabatan pimpinan tinggi madya. Sebagai pembina ASN, Sekda merupakan jabatan puncak dalam karier ASN di daerah.
Lalu siapa JPT Pratama yang diiming-imingi Murad jabatan Sekda Maluku? Tiga nama JPT Pratama itu disebut-sebut Kepala Dinas Pariwisata Maluku Achmad Jais Ely. Jais juga menduduki jabatan Penjabat Bupati Seram Bagian Barat.
Berikut, Kepala Inspektorat Maluku Jasmono (eks Pj Bupati Maluku Tenggara) dan Penjabat Bupati Maluku Tengah Rakib Sahubawa.
“Iya, ada tiga nama yang dijanjikan (Murad) sebagai Sekda Maluku. Pak Jais Ely, Jasmono dan Pak Rakib Sahubawa,” kata sumber sentraltimur.com di lingkup Pemprov Maluku, pekan lalu.
Janji jabatan mentereng itu oleh Murad sudah berhembus dua bulan terakhir. “Sudah cukup lama informasi (dijanjikan jabatan Sekda Maluku) tapi hanya segelintir pejabat di kantor gubernur Maluku yang tahu. Kabar itu saat Jasmono masih menjabat Pj Bupati Malra juga sudah beredar,” ujar dia.
Jais Ely dan Rakib Sahubawa yang diusulkan Murad saat masih menjabat gubernur Maluku sebagai Pj bupati ke Mendagri santer beredar menjadi ujung tombak memenangkan Murad di Pilgub Maluku.
“Karena Jasmono tidak lagi Pj bupati Malra, namanya tidak lagi masuk kandidat Sekda. Hanya Jais dan Rakib, syaratnya (menduduki jabatan Sekda) harus membantu pemenangan Pak Murad di Pilkada Maluku di daerah mereka menjabat Pj,” kata pejabat eselon di Pemprov Maluku ini.
Dia bilang meskipun informasi janji jabatan Sekda sudah tersebar, tidak akan mungkin ketiga pejabat itu mengakuinya. “Informasi yang beredar itu benar, tapi coba kamu konfirmasi mereka pasti tidak akan mengaku. Coba saja dihubungi,” tukas sumber.
Menurutnya jika salah satu dari dua nama itu ditunjuk presiden sebagai Sekda atas usulan Murad jika kembali terpilih sebagai gubernur, jabatan Sadali Ie sebagai Sekda Maluku definitif bakal tergusur.
Pasca Murad purna tugas dari kursi gubernur pada 24 April 2024, Sadali menjabat Pj Gubernur Maluku.
Dia mengungkapkan saat ini hubungan Murad dan Sadali tidak baik-baik saja. “Kalau ada yang menjanjikan ganti Sekda, kamu sudah bisa tahu hubungan beliau berdua apa masih harmonis? Kenapa begitu beta juga seng (tidak) tahu,” ujarnya sambil tersenyum.
Soal Murad menjanjikan jabatan Sekda Maluku, Jasmono mengaku tidak mengetahuinya. “Beta seng tahu. Beta fokus jalankan tugas di sana (saat menjabat Pj bupati Malra). Mengabdi untuk daerah dan bekerja profesional, jalani dengan bersyukur,” singkat Jasmono via telepon, akhir pekan kemarin.
Begitu pun Jais Ely menepis dijanjikan kursi Sekda Maluku. “Itu seng betul, itu untuk menyerang beta punya pribadi saja. Apa pun kedepan itu urusan Tuhan,” kata Jais.
Menurutnya mengisi jabatan Sekda Maluku harus melalui seleksi dan mereka yang dipilih oleh panitia seleksi diusulkan gubernur ke presiden melalui Mendagri. “Semua barang itu tidak seperti membalikkan telapak tangan. Itu orang berpendapat (dijanjikan jabatan Sekda) tapi saya tidak berpendapat. Ikut seleksi (Sekda) pun ada syaratnya,” jelasnya.