AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Ratusan mahasiswa kembali unjuk rasa di depan kantor wali kota Ambon, menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Selasa (27/7/2021).
Demo menolak PPKM mikro level 3 di kota Ambon, berakhir ricuh. Koordinator Bidang Kerja Satgas Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Benny Selano dituding sebagai penyebab kericuhan itu.
Benny mengintruksikan demonstran gabungan dari tiga universitas di kota Ambon itu membubarkan diri saat berorasi di depan pagar kantor wali kota Ambon yang dikawal personel Satpol PP.
“Kami minta segera membubarkan diri. Kalian telah melanggar Prokes, tidak pakai masker. Kalau tidak bubar, kita akan bubarkan paksa,” kata Benny di pelataran kantor wali kota Ambon kepada demonstran.
Intruksi Benny direspol Satpol PP dengan membubarkan paksa demonstran. Mahasiswa yang berorasi menolak dibubarkan.
Aksi saling dorong terjadi antara mahasiswa dan Satpol PP di depan pagar kantor wali kota Ambon.
Kalah jumlah, demonstran berhasil dipukul mundur dan menghentikan aksi demonstrasi.
Megaphone toa yang dibawa Ketua Senat mahasiswa UKIM, Marco Talubun dirampas oleh Satpol PP.
Dia digiring ke Mapolsek Sirimau yang jaraknya hanya belasan meter dari lokasi unju rasa.
Sejumlah mahasiswa yang melakukan perlawanan menolak aksi unjuk rasa dibubarkan juga diamankan di Mapolsek Sirimau.
PPKM Tak Rasional
Mahasiswa menilai PPKM kota Ambon tidak rasional dan merugikan masyarakat.
Demonstrasi diikuti mahasiswa dari Universittas Pattimura, Universitas Kristen Maluku (UKIM), dan Universittas Darussalam Ambon.
Koordinator lapangan Pikal Soulissa, Ayub Rumakefin, dan Faisal Umasugy menantang Pemkot dialog terbuka terkait kebijakan PPKM.
Menurut mereka, aksi demo ini bukan tidak berdasar atau asal-asalan. Tetapi, melalui keputusan kajian, realitas. Pemkot Ambon dinilai tidak peka melihat persoalan rakyat.
“Kita tantang wali kota Ambon dialog terbuka. Aksi kami ini bukan tidak beralasan, tetapi melalui kajian yang matang. Karena kebijakan PPKM diberlakukan tanpa melihat kondisi masyarakat kecil,” tegas mereka. (DNI)