AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku berlangsung rusuh, Jumat malam (6/12/2024).
Situasi mulai memanas setelah pendukung salah satu pasangan calon tidak puas dengan hasil rekapitulasi suara. Mereka menggelar protes di depan kantor KPU SBT di Kota Bula.
Pilkada SBT diikuti lima paslon. Nomor urut 1 pasangan Fachri Husni Alkatiri-Miftah Toha Wattimena (FAVORIT), pasangan nomor 2 Rohani Vanath-Madja Rumatiga (INA AMA), pasangan nomor 3 Idris Rumalutur-Hasan Musaad (IKHLAS), pasangan nomor 4 Abdul Malik Kastela-Arobi Kelian (AMAN) dan pasangan nomor 5 Agil Rumakat-Enver Abdullah Wattimena.
Pendukung pasangan INA AMA menuding KPU SBT tak netral, berpihak ke pasangan FAVORIT. Penyelenggara pemilu juga dinilai menutup mata terhadap berbagai kecurangan yang dilakukan kubu pasangan FAVORIT saat pencoblosan pada 27 November lalu.
Aksi protes simpatisan dan pendukung INA AMA awalnya berlangsung tertib, namun beberapa saat kemudian tidak terkendali dan berakhir dengan kerusuhan. Massa yang tersulut emosi menyerang kantor KPU dengan batu hingga sejumlah kaca jendela kantor pecah.
Situasi yang mencekam, aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di kantor KPU terpaksa lari menjauh. Sedangkan sebagian aparat berusaha menahan massa di luar kantor KPU.
Polres SBT menurunkan kendaraan taktis (rantis) untuk membubarkan aksi massa yang anarkis. Dari video yang beredar, sejumlah massa juga sempat merangsek masuk ke dalam ruangan KPU sambil mengamuk tapi aksinya dihentikan polisi yang disiagakan di ruang rapat pleno.
Akibat kerusuhan tersebut, rapat pleno rekapitulasi suara di kantor KPU SBT dihentikan. Komisioner KPU dievakuasi oleh aparat keamanan menghindari amukan massa.

Aksi protes massa telah berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari, (4/12/2024) saat rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pilkada SBT di kantor camat Pulau Gorom.
Kericuhan terjadi setelah saksi dari paslon nomor urut 2, 3 dan 5 menyampaikan protes dan mengajukan keberatan kepada panitia pemilihan kecamatan (PPK) Pulau Gorom atas hasil rekapitulasi suara di desa Aroa Kataloka dan Amarsekaru.
Mereka menolak hasil rekapitulasi suara di Aroa Kataloka atas dugaan penggelembungan suara untuk paslon nomor 1. Namun keberatan dari saksi tidak ditanggapi oleh Ketua PPK Abdurahman Gurium. Rapat pleno rekapitulasi tetap dilaksanakan hingga berucung rusuh.
Aksi demo pendukung INA AMA berlanjut di kantor KPU SBT di kota Bula pada Kamis hingga Jumat dini hari (6/12/2024).
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Maluku Almudatsir Zain Sangadji mengatakan aksi demonstrasi di depan kantor KPU SBT pada Jumat malam berlangsung pukul 22.00 WIT. “Benar tadi malam ada insiden itu di kantor KPU SBT sekitar jam 10 malam,” kata Almudatsir kepada sentraltimur.com, Sabtu (7/12/2024).
Kerusuhan itu terjadi setelah massa pendukung paslon tertentu melempari kantor KPU SBT menggunakan batu. “Iya dari pendukung paslon tertentu yang berada di luar kantor KPU melakukan pelemparan sehingga terjadi chaos,” ujarnya.