SENTRALTIMUR.COM – Pasca jatuhnya Konstantin, Portugis bertekad untuk meluaskan ajaran nasrani atau katolik ke seluruh penjuru dunia, Maluku salah satunya.
Portugis dan Spanyol menjadi dua negara yang mendarat di Maluku, sebelum Belanda masuk dan menjajah Indonesia.
Portugis menjadi negara pertama yang sampai ke Ternate pada abad ke-16. Tujuan awalnya adalah untuk mencari sumber rempah dan melancarkan misi suci atau gospel.
Portugis pertama kali mendaratkan kapalnya di Ternate pada tahun 1512. Kedatangannya memulai sejarah perkembangan pendidikan, yang sebelumnya masih dilakukan dengan cara tradisional.
Portugis dianggap membawa pengaruh baru dalam merubah tatanan sistem pendidikan di Indonesia saat itu. Mereka memperkenalkan sistem pendidikan Eropa, merubah sistem sorogan yang berlangsung sejak Islam masuk ke Nusantara.
Samudra Eka Cipta dalam prosiding internasional yang berjudul Nationalism Among Indonesian Catholics, publikasi 2019, menjelaskan tentang permulaan yang dilakukan Portugis di Maluku.
Pada 1536, Pemerintah Portugis di Lisbon, menunjuk seorang gubernur untuk memimpin Maluku, ia adalah António Galvao. Diperkirakan ia telah mendirikan sekolah modern agama Katolik di Ternate.
Bangsa Indonesia sebelumnya belum mengenal tulisan latin, mereka masih menggunakan aksara kedaerahan. “Galvao datang dan menjadi gubernur di Maluku, Ia mendirikan sekolah Katolik yang mengajarkan huruf-huruf latin dalam proses pembelajarannya” tulisnya.
Syahruddin dan Heri Susanto dalam bukunya berjudul Sejarah Pendidikan Indonesia, terbitan tahun 2019, menjelaskan tentang sekolah pertama di era Portugis.
“Mulanya Portugis hanya berniat untuk berdagang, namun kemudian melalui misi gospel, Portugis mulai menyebarkan ajaran Katolik” tulisnya.
Portugis mendirikan sekolah seminari untuk mencetak para pendeta dan misionaris di Maluku. Umumnya, anak para pemuka pribumi saja yang dapat bersekolah disana.
“Mereka diajarkan calistung (baca, tulis, hitung) sehari-hari, serta diperkenalkannya tulisan latin” tambahnya. Tak hanya di Ternate, mereka juga mendirikan sekolah serupa di Solor.