AMBON, SENTRALTIMUR.COM – KRI Raden Eddy Martadinata-331 melaksanakan operasi pengamanan perbatasan wilayah Indonesia Timur, dimulai dari perairan Provinsi Maluku.
Kapal perang itu tiba di Ambon dan bersandar di dermaga TNI AL Tawiri, Minggu (8/8/2021).
KRI Raden Eddy Martadinata (REM) 331 masuk ke perairan Teluk Ambon saat kondisi cuaca hujan deras disertai angin, meski begitu proses sandar berjalan dengan mulus.
“Secara umum kami akan laksanakan operasi pengamanan perairan Indonesia di perbatasan dengan negara tetangga,” kata Komandan KRI Raden Eddy Martadinata-331, Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz.
Kapal perang ini mengambil nama Raden Eddy Martadinata, seorang perwira tinggi TNI AL kelahiran Priangan yang menjadi kepala staf TNI AL periode 1957-1966.
Pada masa jabatannya, nama jabatan itu diubah Presiden Soekarno menjadi Menteri/Panglima Angkatan Laut.
Hafiz mengatakan, ini adalah kali kedua KRI REM 331 bersandar di Ambon, setelah sebelumnya pada 2018.
Kapal akan mengisi bahan bakar dan perbekalan lain. Operasi pengamanan perbatasan selama dua bulan mulai dari perairan Maluku hingga Papua yang berbatasan dengan negara tetangga.
KRI REM 331 merupakan kapal perang kebanggaan Indonesia dan usianya relatif muda, yakni empat tahun. Dilengkapi peralatan yang mumpuni dan diawaki prajurit TNI AL terpilih.
KRI REM 331 adalah kapal jenis fregat yang menerapkan teknologi SIGMA hasil kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde, Belanda. Kapal fregat itu dilengkapi teknologi penyulit deteksi radar.
“Kapal ini jenis fregat SIGMA yang didesain untuk sulit dideteksi radar lawan, bisa dilihat banyak geometris segitiga runcingnya,” kata Hafiz.
Kapal dengan panjang 105 meter dan lebar 14 meter itu menjadi kapal yang lebih besar dibandingkan dengan kapal perang berteknologi SIGMA sebelumnya yang jenis korvet.
KRI REM 331 juga didesain bisa bertahan di kondisi gelombang hingga tingkat kelima sehingga sangat mampu bertahan untuk operasi di tengah Laut Banda dan Laut Aru yang kini gelombang besar.