AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Belasan warga Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah terkena luka tembak saat bentrok antara polisi dan warga di desa tersebut, Selasa (7/12/2021).
Selain orang dewasa, sejumlah ibu paru bayah juga ikut tertembak dan menjadi korban dalam bentrokan tersebut.
Saat ini seluruh warga yang tertembak peluru karet dari senjata polisi tengah menjalani perawatan di Puskesmas maupun di RSUD Masohi.
BACA JUGA:
Kunjungi Ambon, Ini Agenda Panglima TNI – sentraltimur.com
Kaum Muda Cenderung Alami Gejala Ringan untuk Varian Omicron – kliktimes.com
Salah satu tokoh masyarakat Desa Tamilouw, Epen Selano menilai langkah represif polisi menembaki warga sangat keterlaluan.
“Ini terlalu berlebihan sekali. Ada beberapa ibu yang juga tertembak dan saat ini sedang menjalani perawatan,” kata Epen kepada sentraltimur.com via telepon seluler, Rabu (8/12/2021).
Bentrokan polisi dan warga Desa Tamilouw terjadi setelah polisi mulai memasuki desa tersebut untuk menangkap 11 orang warga, terduga pelaku perusakan tanaman warga Desa Sepa dan pembakaran kantor Desa Tamilouw. Adapun belasan warga Tamilouw yang menjadi korban luka tertembak peluru karet.
Menurut Epen pengerahan ratusan aparat kepolisian dan pasukan brimob bersenjata lengkap ke desa Tamilouw seharusnya tidak perlu terjadi. Apalagi hingga membawa mobil barracuda yang lengkapi senjata mesin. “Ini jelas sangat menakut-nakuti masyarakat. Seperti sedang terjadi kerusuhan besar atau mau menangkap penjahat negara,” kesal Epen. Epen menjelaskan, ratusan aparat mulai memasuki desa tersebut selepas subuh. Saat memasuki desa, polisi langsung mengeluarkan tembakan.
Warga Hadang Polisi
Hal itu kata Epen membuat warga terpancing dan akhirnya menghadang polisi. “Saya kira kalau dari Polsek Amahai yang sendiri datang melakukan penangkapan mungkin tidak ada hal (bentrok) seperti ini. Ini didukung Brimob bersenjata lengkap, ada mobil baracuda jadi semua lengkap,” kata Epen.