AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nathaniel Orno menghadiri Panas Pela “Yapoi Patai – Mansamanuwei”, Jumat (26/11/2021).
Panas pela di Desa Waraloin, Kecamatan Taniwel Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Sebanyak 12 Desa Persekutuan Adat Yapoi Patai – Mansamanuwei dan 4 desa di SBB mengikuti panas pela.
Orno mengatakan, budaya pela merupakan suatu sistem persaudaraan sejati antar dua masyarakat adat atau lebih. Pela juga merupakan budaya perekat hidup antar umat beragama yang rukun. Karena menjunjung tinggi nilai dan norma baku yang hidup dalam masyarakat adat.
“Dan panas pela merupakan tradisi budaya perekat hubungan persaudaraan bagi masyarakat adat Maluku,” kata Orno membacakan sambutan tertulis gubernur Maluku.
Menurutnya, pela pada dasarnya adalah perjanjian perdamaian. Oleh karenanya, upacara ini pada umumnya bermaksud untuk menghidupkan ingatan pada masa lampau. Dan sekaligus mensakralkan kembali hubungan yang sejak lama telah terjalin antara desa atau negeri. Sebagaimana yang saat ini digelar masyarakat adat Mansamanuwei – Yapoi Patai.
Pela Gandong
“Adat dan tradisi panas pela merupakan rangkaian aktivitas pela dan gandong. Sebagai pranata yang berfungsi sebagai ikatan hubungan persaudaraan antara seluruh penduduk dari dua negeri atau lebih berdasarkan adat. Juga dapat menunjuk pada ikatan persaudaraan antar negeri Kristen/Islam maupun antar negeri – negeri Islam dengan Kristen,” ujar dia.