banner 728x250

Anggota DPRD Malteng Ini Robek Dokumen LKPJ Pj Bupati, Apa Penyebabnya?

  • Bagikan
DPRD MALTENG
banner 468x60

MASOHI, SENTRALTIMUR.COM – Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Ahmad Ajlan Alwi itu merobek dokumen pidato Penjabat Bupati Rakib Sahubawa.

Aksi ini terjadi saat rapat paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pj bupati di gedung DPRD Malteng, Selasa (6/8/2024).

Alwi merobek lembaran pidato Sahubawa lantaran merasa kesal tidak ada kejelasan pencairan dana bansos kepada masyarakat di kecamatan Seram Utara dan Utara Barat.

Dalam rapat dengan agenda penyampaian nota pengantar Ranperda LKPJ tahun anggaran 2023 sebanyak 30 kelompok penerima bansos, termasuk gereja dan masjid hingga pertengahan 2024 belum juga menerima dana bansos.

Dalam lembaran pidato itu, Alwi mengatakan tidak ada penjelasan konkret atas anggaran yang telah ditetapkan sebagai hibah bansos. “Kenapa harus robek LKPJ, ini kelompok penerima bansos sudah ada SK, perencanaan anggaran sudah ada. Lalu LKPJ anggaran itu defisit berarti belanja terpakai habis bahkan melebihi dari yang ditetapkan. Logikanya anggaran untuk belanja bansos dan hibah ini dikemanakan,” tegasnya, Kamis (8/8/2024).

Anggota parlemen dua periode itu mempertanyakan isi pidato yang dinilai tidak menjawab kebutuhan masyarakat. “Bansos dan hibah yang seharusnya sudah sampai ke 18 kelompok penerima hibah dan 12 kelompok penerima bansos itu belum juga terealisasi,” tegas Alwi.

Baca juga :  Sengketa Pilkada Malteng, Pj Bupati Disebut Terlibat Pemenangan Paslon Ozan-Mario

Wakil ketua fraksi Partai Nasdem itu kecewa tidak mendapat jawaban konkret. Sementara itu, sejak akhir 2023, beberapa perwakilan dari pihak gereja dan masjid penerima hibah mendatangi kantor DPRD Malteng di Kota Masohi.

Jarak yang mereka tempuh terbilang sangat jauh untuk sekadar mempertanyakan dana hibah yang dijanjikan pemerintah. Dan ongkos transportasi yang dikeluarkan Masyarakat terbilang cukup besar.

“Ada yang paling jauh seperti di Desa Tanah Merah, Kecamatan Seram Utara Timur Seti itu enam jam perjalanan. Sekali menumpang kendaraan ongkosnya Rp 200.000 per kepala sekali jalan. Belum lagi mereka yang datang dari perwakilan jemaat gereja di Desa Kanikeh, Seram Utara yang ada di Gunung Binaiya. Ketua majelis jemaat harus jalan kaki 80 kilometer baru bisa dapat transportasi mobil. Biaya yang tidak sedikit. Tidak ada jawaban konkret menurut beta ini LKPJ model apa,” kesal dia.

Baca juga :  Sengketa Pilkada Malteng, Pj Bupati Disebut Terlibat Pemenangan Paslon Ozan-Mario

Menurutnya, ada tanggung jawab moral yang perlu dipertimbangkan oleh Pemda Malteng. Beberapa desa calon penerima bantuan berada di jalur pendakian Gunung Binaiya. Hingga hari ini, belum ada titik terang atau kejelasan kapan bansos dan dana hibah itu akan dicairkan.

Dia mengaku sudah dihubungi pihak Bagian Kesra terkait mekanisme administrasi pencairan bansos. “Saya jujur saja Bagian Kesra sudah komunikasi jelaskan bawah mereka sebatas mengurus administrasi sampai buka rekening baru. Selebihnya itu urusan Bagian Keuangan. Ini sudah seperti saling lempar bola,” sebut dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Said Perintah Kota Masohi itu.

Padahal, para calon penerima telah membuka rekening baru yang khusus untuk menerima aliran dana bantuan itu.

Alwi berharap tindakannya merobek lembaran pidato Pj bupati dapat mendorong pihak terkait segera mencairkan dana bansos dan hibah. “Pj bupati harus bertanggung jawab atas persoalan ini,” tegas Alwi. (ADI)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News 

  • Bagikan