AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Calon Gubernur Maluku Murad Ismail dan Hendrik Lewerissa adu argumen saat sesi tanya jawab dalam debat perdana.
Debat sengit antara keduanya bermula saat Murad diberikan kesempatan oleh moderator menyampaikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 3, Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath.
Debat diikuti tiga pasangan bertema ‘Akselerasi kesejahteraan menuju Maluku yang berdaya saing berbasis kearifan lokal’ berlangsung di The Natsepa Hotel di Desa Suli, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, Sabtu (25/10/2024).
Murad dengan percaya diri bertanya ke Hendrik soal munculnya stigma bahwa Maluku saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Menurut Murad pernyataan itu seolah Maluku telah hancur lebur, itu selalu disampaikan paslon Hendrik-Abdullah dalam kampanye.
“Dalam beberapa kesempatan pasangan bapak sering menyebutkan Maluku tidak baik-baik saja, hancur balau, bisa dijelaskan Maluku tidak baik-baik saja,” tanya Murad ke Hendrik.
Eks anggota DPR RI itu menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Hendrik pernyataan Maluku tidak sedang baik-baik saja yang selalu dilontarkan kubunya punya alasan yang kuat. “Kita tidak menjelaskan Maluku tidak baik-baik saja kalau kita tidak punya data,” katanya.
Hendrik mengungkapkan pernyataan itu disertai basis data yang dapat dipertanggung jawabkan. “Data kita sampai saat ini Maluku masih menjadi provinsi termiskin keempat di Indonesia, tingkat pengangguran terbuka juga sangat tinggi,” sebut ketua DPD Partai Gerindra Maluku.
Dia juga menyampaikan fakta lain bahwa Maluku saat ini benar-benar dalam kondisi tak baik-baik saja. Fakta itu yakni prestasi olahraga Maluku yang hancur di masa pemerintahan Murad sebagai gubernur Maluku sekaligus Ketua KONI Maluku.
“Lihat saja contoh paling sederhana prestasi olahraga kita baru selesai PON di Sumatera Utara dan Aceh kita urutan 31. Papua pegunungan yang baru mekar bisa memperoleh peringat ke 21 dengan 6 medali emas, Maluku hanya 2 medali emas, ” bebernya.
Kemerosotan olahraga Maluku saat ini menjadi potret buram yang tak dapat dibantah oleh siapapun. “Ini contoh paling sederhana di prestasi olaharaga saja kita sudah kalah apalagi yang lain,” tegas Hendrik.