banner 728x250

Gempa Maluku Tengah Dipicu Aktivitas Sesar Lokal, 13 Kali Gempa Susulan

  • Bagikan
Air laut di dermaga Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah mendadak surut saat terjadi gempa tektonik, Rabu (16/6/2021). (FOTO: VIDEO AMATIR WARGA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Pasca gempabumi 6.1 magnitudo di Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (16/6/2021) pukul 13.48 WIT, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa susulan dengan kekuatan yang bervariasi.

“Hingga hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 15.35 WIT, hasil monitoring BMKG telah terjadinya 13 kali gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar magnitude 3,5,”sebut BMKG dalam rilisnya, Rabu (16/6/2021) sore.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi berkekuatan magnitudo 6,1, selanjutnya dimutakhirkan  menjadi 6,0 magnitudo.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,42 LS ; 129,57 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 69 Km arah Tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, pada kedalaman 19 Km. 

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault). 

BMKG juga menyebutkan guncangan gempa dirasakan di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), Pulau Ambon II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malteng dan masyarakat melaporkan dampak kerusakan pada beberapa rumah tinggal salah satunya pagar gereja di desa Sounulu Kecamatan Tehoru.  BPBD juga masih terus mendata kondisi dampak gempabumi ini.

Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa tektonik menunjukkan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Namun berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut di stasiun Tide Gauge Tehoru menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut.

Masyarakat terutama di wilayah sepanjang Pantai Yaputih sampai Pantai Atiahu Kabupaten Malteng, Pulau Seram, Maluku juga diminta untuk tetap waspada terhadap gempabumi susulan, dan potensi tsunami akibat longsor di bawah laut.

Warga juga diminta untuk segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi apabila merasakan guncangan gempa cukup kuat.

BMKG  kata dia, masih terus memonitor gempa susulan yang terjadi dan dampaknya terhadap kenaikan muka air laut . 

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” tulis BMKG dalam rilisnya.

BMKG juga mengimbau warga menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” kata BMKG. (DNI)

  • Bagikan