AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Ribuan pengungsi korban gempa di Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah dalam kondisi memprihatinkan.
Mereka masih tetap bertahan di sejumlah lokasi pengungsian karena banyak dari mereka rumahnya rusak dan sebagian lagi takut kembali lantaran gempa susulan masih terus terjadi.
Jamilah, salah satu warga mengaku saat ini mereka sangat membutuhkan tenda, selimut dan terpal di lokasi pengungsian. Sebab saat ini musim hujan sedang terjadi di wilayah tersebut.
“Kami di sini sangat membutuhkan tenda, terpal dan selimut, itu yang paling penting selain bantuan sembako,” kata Jamila kepada sentraltimur.com, Jumat (18/6/2021).
Pascagempa 6,1 magnitudo yang mengguncang wilayah tersebut pada Rabu (16/6/2021), ribuan warga memilih mengungsi ke hutan dan dataran tinggi.
Menurut warga mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan tenda sehingga terpaksa tidur berdesak-desakan.
“Karena belum dapat bantuan tenda, kita juga butuh selimut karena saat ini musim hujan,” ujarnya.
Data yang diperoleh sentraltimur.com, sebanyak 7.227 warga di Kecamatan Tehoru mengungsi di 17 titik lokasi pengungsian.
Dari jumlah warga yang mengungsi itu lebih dari 650 orang merupakan bayi. Sedangkan anak usia 6-12 tahun berjumlah lebih dari 1.000 orang.
Selain itu ada sejumlah ibu hamil, ibu menyusui dan ribuan warga lanjut usia yang berada di lokasi pengungsian.
Salah satu relawan kemanusiaaan, Amin Silawane mengatakan selain membutuhkan terpal, tenda dan selimut, ribuan pengungsi juga sangat membutuhkan makanan, obat-obatan, susu dan perlengkapan bayi.
“Termasuk kelambu, pempres, autan dan makanan bayi,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah Abdul Latif Key mengatakan, elah menyalurkan tenda, terpal dan tikar serta selimut untuk sejumlah pengungsi di beberapa titik lokasi pengungsian.
“Kita sudah salurkan tenda, tikar, terpal dan selimut ke beberapa lokasi pengungsian,” katanya via pesan Whatsapp.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (16/6/2021) pukul 13.43 WIT.
Gempa menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 0,5 meter di wilayah tersebut. Gempa juga merusak rumah-rumah warga di Kecamatan Tehoru.
Selain itu sebuah masjid dan sebuah gereja di Desa Saunalu juga mengalami kerusakan ringan. Termasuk sebuah sekolah di Tehoru.
Gempa juga menyebabkan terjadi patahan di sepanjang pantai dusun Mahu, Desa Tehoru dan merusak talud penahan gelombang sepanjang 300 meter di desa tersebut.
Pascagempa, warga desa di pesisir Kecamatan Tehoru dan sejumlah warga di Masohi, ibu kota Maluku Tengah memilih mengungsi ke dataran tinggi. (MMS)