banner 728x250

Pengawasan di SBT, Komisi II DPRD MALUKU Tinjau Bantuan Ternak

  • Bagikan
DPRD MALUKU
banner 468x60

AMBON SENTRALTIMUR.COM – Komisi II DPRD Provinsi Maluku melakukan pengawasan di Kabupaten Seram Bagian Timur, Senin (27/5/2014).

Komisi yang membidangi pertanian dan peternakan itu mengapresiasi bantuan ternak sapi yang diberikan Dinas Pertanian Maluku untuk kelompok ternak di daerah itu.

Kunjungan pengawasan ini, anggota Komisi II didampingi staf Dinas Pertanian Maluku dan kepala Bidang Dinas Pertanian SBT.

“Bantuan ternak sapi yang diberikan masing-masing kepada kelompok ternak sapi sebanyak 10 ekor yaitu untuk kelompok ternak sapi kampung Kodok Desa Bula dan kelompok ternak Rejeki Kampung Gorom melalui aspirasi tahun 2023,” kata Ketua Komisi II DPRD Maluku Johan Lewerissa.

Bantuan ternak dari dana APBD 2023 yang disalurkan melalui Dinas Pertanian Maluku untuk beberapa kelompok yang diwakilkan.

Komisi II minta kepada kelompok ternak sapi, agar bantuan yang diberikan dimanfaatkan dengan baik, jangan dijual. Karena tidak semua kelompok ternak menerima bantuan. Dia beharap ternak bantuan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. “Semoga saja ternak terus berkembang biak,” harap Lewerissa.

Kelompok ternak sapi kampung kodok desa Bula Hamzah Hanubun dan Addul Azis Tianotak berharap ke depannya bantuan 10 ternak sapi ini jangan hanya untuk sapi betina melainkan juga sapi jantan.

Ketua kelompok tani Wai Bobi II Muhammad Syafruddin desa Jakarta Baru kecamatan Bula Barat menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Maluku lewat Dinas Pertanian atas bantuan bibit tanaman padi.

Menurutnya kendala utama yang mereka alami yaitu masalah air untuk mengairi sawah. Sawah tadah hujan seluas 135  hektar ini sudah dikelola dari tahun 2012 dengan menggunakan irigasi sekunder.

Dia minta perhatian komisi II mendorong Dinas Pertanian membangun sumur dangkal karena Bendung Wai Bobi II terkendala pintu air dan sedimen terlalu tinggi, sehingga tidak mampu menampung air.

Dinas Pertanian SBT telah menyurati Balai Wilayah Sungai Maluku, namun hingga kini tidak pernah ditindaklanjuti begitu juga

bendung Wai Matakabu. Akibat pasokan air berkurang petani hanya bisa panen mencapai 2-4 ton, jika pasokan air terpenuhi hasil panen bisa 5-6 ton. “Untuk merespons usulan mereka, Komisi II mengharapkan ke depannya kelompok tani di lokasi ini secepatnya memberikan informasi ke instansi teknis terkait perbaikan jaringan irigasi,” kata Lewerissa. (ANO)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News

  • Bagikan