AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Puluhan mahasiswa asal kecamatan Tehoru, kabupaten Maluku Tengah unjuk rasa di kantor wilayah PT PLN Maluku—Maluku Utara, Senin (26/4/2021).
Para mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Seram (AMS) ini menggeruduk kantor PLN Maluku-Maluku Utara yang berada di depan tugu Trikora Ambon, karena mereka tidak terima warga di Tehoru tidak lagi mendapat penerangan listrik.
Mereka marah karena sudah delapan bulan lamanya, PLN tidak lagi mengaliri listrik di wilayah tersebut. Mereka semakin emosi karena warga di wilayah itu terpaksa menjalani ibadah puasa di bulan Ramadahan dalam kondisi gelap gulita.
Dalam aksinya para mahasiswa ini menuntut PLN segera memperbaiki jaringan listrik di wilayah itu sehingga warga bisa mendapatkan penerangan.
“Kami minta PLN segera menepati janjinya. Ini sudah delapan bulan lamanya listri padam,” teriak Amin Silawane salah satu mahasiswa dengan nada tinggi.
Mereka kesal karena sebelumnya mereka telah mendatangi PLN untuk menyampaikan keluhan warga di wilayah Tehoru yang kerap mengalami pemadaman listrik.
Menurut mahasiswa saat audiens dengan jajaran PLN wilayah Maluku-Maluku Utara, pihak PLN telah berjanji akan segera memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Tehoru, nyatanya hingga memasuki bulan Ramadhan listrik di wilayah itu masih juga padam.
“Orangtua kami di kampung shalat dan ibadah Ramadhan dalam keadaan gelap gulita, lalu mana janji PLN selama ini. Apa saja yang dibuat selama ini,” teriak mahasiswa.
Menurut mahasiswa alasan PLN yang menyebut pemadaman listrik di wilayah Tehoru terjadi karena gangguan eksternal seperti pohon tumbang dan kelelawar merupakan alasan klasik yang sengaja dibuat-buat.
Mereka menagih janji PLN segera menepati janjinya sebab masyarakat di wilayah itu selalu membayar tagihan listrik tepat pada waktunya. “Warga selalu membayar tagihan listrik tapi pemadaman terus terjadi. Apalagi ini di bulan Ramadhan, kami menuntut PLN segera berikan penerangan kepada warga di Tehoru,” kata mereka.
Mereka mengancam akan terus menggelar aksinya hingga PLN segera menepati janjinya untuk memberikan penerangan bagi warga di Tehoru.
Dalam aksi demontrasi itu, para mahasiswa sempat terlibat adu mulut dengan pegawai PLN yang menerima mereka. Sejumlah petugas PLN bahkan sempat mengusir demonstran karena menganggap aksi yang dilakukan itu tanpa mengantongi surat izin dari kepolisian. (MMS)