banner 728x250

Tipu Puluhan Korban, ASN Pemda SBB Raup Untung Rp1,6 Milar

  • Bagikan
TIPU PULUHAN
Kapolres SBB AKBP Dennie Andreas Dharmawan menyampaikan konferensi pers kasus penipuan oleh FL, seorang aparatur sipil negara (pojok kanan mengenakan baju tahanan), Sabtu (9/9/2023). (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – FL, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) harus berurusan dengan hukum lantaran menipu puluhan rekannya.

Aksi penipuan FL dengan modus menjanjikan para korban mendapatkan ijazah dengan mudah melalui kuliah online. Polisi telah menetapkan wanita tersebut sebagai tersangka. Dari aksinya tersangka meraup fulus sebesar Rp1,6 miliar.

Kapolres SBB AKBP Dennie Andreas Dharmawan mengatakan aksi penipuan itu bermula saat tersangka mengajak puluhan rekannya sesama ASN mengikuti kuliah online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Abdi Nusantara Jakarta.

Untuk memastikan rencana jahatnya berjalan mulus, tersangka menjanjikan kemudahan dari pihak kampus ke para korban. “Tersangka ini menjamin ke para korban saat proses kuliah nanti semuanya akan dimudahkan,” kata Dennie, Sabtu (9/9/2023).

Setelah korban termakan tipuan, tersangka meminta sejumlah uang dari mereka. Uang ditransfer para korban ke rekening pribadi FL, bukan ke pihak kampus. “Uang yang ditransfer ke rekening tersangka sudah mencapai Rp1,6 miliar,” katanya.

Dari 23 orang ASN yang menjadi korban aksi tersangka tercatat sebanyak 19 korban berdomisili di SBB. Para korban awalnya tidak merasa curiga dengan tersangka. Sebab, sudah terlanjur percaya akan mendapatkan ijazah dari STIKES Abdi Nusantara Jakarta.

Untuk meyakinkan mangsanya, tersangka memberikan ijazah dan transkip nilai yang dibuatnya kepada para korban. “Semua transkrip nilai dan bukti kemahasiswaan yang diberikan kepada para korban adalah hasil scan. Jadi itu palsu,” ujar Dennie.

Terancam 4 Tahun Penjara

Setelah kejahatan tersangka tercium, para korban melakukan pengecekan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti). Hasilnya tidak ada satu pun nama mereka terdaftar sebagai mahasiswa di STIKES Abdi Nusantara Jakarta. “Korban menyampaikan kepada tersangka bahwa nama mereka tidak terdaftar. Tapi tersangka mengaku sedang diproses,” tukasnya.

Untuk memastikan hal itu kata Dennie, dua perwakilan ASN yang menjadi korban berangkat ke kampus STIKES Abdi Nusantara berkoordinasi dengan pihak kampus.

  • Bagikan