banner 728x250

Gelar Rembuk Stunting, Ini Target Pemda MBD

  • Bagikan
REMBUK STUNTING
banner 468x60

TIAKUR, SENTRALTIMUR.COM – Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) melaksanakan rembuk stunting.

Kegiatan ini dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di MBD. Ina Parenting MBD, Rely Noach mengatakan stunting adalah gagal tumbuh pada anak akibat ketidakcukupan nutrisi atau gizi kronis dan infeksi berulang yang berlangsung lama mulai dari 1000 hari pertama kelahiran.

Mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta menurunkan produktifitas pada anak saat dewasa. “Prevalensi stunting di MBD berdasarkan hasil survei status gizi di Indonesia turun menjadi 25,70 persen dibandingkan dengan prevalensi Provinsi Maluku yaitu 26,10 persen. Dan target nasional untuk tahun 2024 prevalensi stunting sebesar 14 persen. Hal ini berarti perlunya kerja keras, kerja bersama dalam komitmen yang kuat untuk menuntaskan masalah stunting,” katanya, Selasa (15/8/2023). 

Penurunan stunting bukan hanya bagi anak yang sudah stunting, tetapi yang perlu dikoreksi dengan baik adalah calon stunting dan sasaran calon stunting tersebut. Meliputi calon pengantin, ibu hamil serta ibu pasca melahirkan. 

Banyak sektor mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yaitu dari asupan gizi dan penyakit kronis dan akses terhadap makanan yang tidak berkualitas. “Pola asuh yang kurang baik, terutama pada praktek pemberian makanan bagi bayi dan balita, serta lemahnya akses pada pelayanan kesehatan, termasuk akses sanitasi dan air bersih,” ujar istri bupati MBD ini.

Upaya penurunan stunting mesti terus ditingkatkan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi sensitif dengan dukungan komitmen dan kebijakan dalam melibatkan pemerintah dan lintas sektor. Dan kapasitas yang digunakan untuk melaksanakan penurunan stunting yang memerlukan koordinasi dalam pelaksanaan program yang berfokus pada pecepatan penurunan stunting dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Menurutnya kunci pencegahan stunting dan penanganan kasus stunting adalah di 1000 hari pertama kehidupan. Sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah 2 tahun. “Edukasi, sosialisasi bagi ibu hamil juga pada keluarga harus terus digencarkan baik melalui intervensi sensitif dan diupayakan secara berkesinambungan, menjadi gerakan bersama di masyarakat,” jelasnya.

  • Bagikan