banner 728x250

Bubarkan Bentrok Warga Kudamati, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

  • Bagikan
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Bentrokan antarwarga kembali terjadi di Kawasan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Bentrokan terjadi di depan SD Negeri 21 dan 38, Kudamati sekira pukul 18.55 WIT, Selasa (1/6/2021).

Dalam bentrokan itu, warga yang terlibat bentrok mayoritas kelompok usia remaja. Mereka adalah warga kompleks Tugu Dolan dan warga kompleks Farmasi atas.

Bentrokan berhasil dibubarkan aparat kepolisian Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.

Rekaman video yang beredar di media sosial, dua kelompok remaja ini terlibat bentrok di jalan raya. Duel tangan kosong satu lawan satu berlanjut hingga saling serang dan lempar batu dua kelompok tersebut.

Sial bagi seorang remaja yang belum diketahui identitasnya dari kelompok mana, menjadi bulan-bulanan lawannya. Dia dikeroyok hingga tersungkur di jalan raya.

Tanpa rasa iba, sambil mengumpat dan mengeluarkan makian, komplotan pelaku menendang dan menginjak tubuh korban.

Meski masih sempat berdiri, bogem mentah para pelaku terus menghujani tubuhnya. Bahkan salah seorang pelaku mencoba memukul korban dengan kayu tapi dihalau temannya yang ikut mengeroyok korban.

Nyawanya tertolong setelah salah seorang warga menghentikan aksi para pelaku. Korban berhasil lolos dan kabur menjauhi para pelaku yang masih terlihat beringas.

Ketika bentrok pecah, warga setempat yang awalnya hanya menonton akhirnya turun tangan melerai perkelahian antarkelompok tersebut.

Bentrokan berakhir setelah polisi tiba di tempat kejadian perkara. Banyaknya warga yang terlibat bentrokan polisi sampai menembakan gas air mata untuk membubarkan bentrokan.

Tembakan gas air mata diarahkan ke kedua kelompok warga yang saling serang di jalan raya.

Aparat kepolisian masih disiagakan di TKP menghindari bentrok susulan. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun beberapa warga dari dua kelompok itu mengalami luka terkena pukulan dan lemparan batu.

Polisi mengamankan sejumlah warga dua kelompok itu ke Mapolresta Ambon untuk menjalani pemeriksaan.

Informasi yang dihimpun sentraltimur.com, di Mapolresta, bentrokan berawal sekitar pukul 18.40 WIT, Richard Korlowey (saksi), mengantar penumpang menuju kawasan Farmasi atas.

Setelah mengantar penumpang ke tempat tujuan, saksi yang profesi sebagai ojek ini melintasi depan Gereja Christy Natalia, mendadak dia dihentikan oleh segerombolan warga.

Entah apa sebabnya saksi dihakimi pelaku. Dia dipukuli seorang warga Farmasi Atas, namun berhasil lolos dan menuju kawasan Tugu Dolan.

Sakit hati dipukuli, Richard bersama sejumlah temannya warga Tugu Dolan jalan kaki mencari pelaku depan lorong Farmasi Atas. Kedatangannya untuk menanyakan penyebab dirinya digebuk.

Bukan jawaban yang didapat, Richard dan teman-temannya malah diserang sekelompok remaja dari lorong Farmasi atas. Mereka dihujani batu dan botol oleh para pelaku di depan SD Negeri 21 dan 38, yang juga menjadi lokasi berkumpulnya sekelompok pemuda Lorong Dua Hagel.

Bentroka dua kelompok pun tidak terhindarkan. Kawasan di seputaran TKP benar-benar menegangkan. Kata-kata umpatan dan makian juga keluar dari mulut dua kelompok warga itu saat bentrokan terjadi. 

Aparat SPK, PRC Polresta Ambon, dan Polsek Nusaniwe tiba pukul 19.00 WIT dan menembakan gas air mata untuk membubarkan pertikaian.

Kasubbag Humas Polresta Pulau Ambon Ipda Izack Leitemia mengatakan, bentrokan antarremaja ini menyebabkan satu korban luka atas nama, Fredek Pattiasina. Korban luka bagian hidung terkena lemparan batu.

“Situasi di TKP masih tetap terpantau aman dan terkendali. Personel kepolisian masih disiagakan mengantisipasi kejadian susulan,” kata Izack. (DNI)

  • Bagikan