banner 728x250

Pemkot Ambon Apel Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi & Tsunami

  • Bagikan
BENCANA GEMPA
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon menggelar apel kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami, Jumat (26/4/2024).

Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutan tertulis disampaikan Asisten III Robby Sapulette mengatakan, hari kesiapsiagaan bencana adalah momentum penting di setiap tanggal 26 April setiap tahun yang diambil dari tanggal yang ditetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia yang lebih baik.

“Peringatan puncak hari kesiapsiagaan bencana tahun 2024 ini merupakan kali kedelapan sejak mulai dilakukan sejak tahun 2017 yang lalu,” ujarnya.

Kegiatan ini merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo dalam setiap pembukaan Rakornas penanggulangan bencana. ”Beliau selalu menekankan kepada kesiapsiagaan pencegahan dan kewaspadaan masyarakat dalam mengatasi kejadian bencana melalui edukasi budaya sadar bencana dan pelatihan kebencanaan,” ujarnya.

Dengan berlatih lebih siap untuk selamat dan mampu mengurangi resiko bencana. ”Ingat, apapun jenis bencana tidak bisa diprediksi tetapi bencana adalah kejadian berulang yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terjadi di masa lalu dan juga akan bisa terjadi di masa depan,” ujar Bodewin.

Peringatan hari kesiapsiagaan tahun 2024 dilakukan dengan apel siaga yang diawali dengan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami yang juga dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, melibatkan berbagai unsur dan elemen yang tergabung dalam penta helix yang berjumlah 50 orang.

“Kegiatan ini menunjukkan bahwa kita siap untuk selamat dalam menghadapi menuju Indonesia tangguh sesuai dengan tema hari kesiapsiagaan Indonesia tangguh Indonesia hebat,” kata Bodewin.

Hal ini juga menunjukkan penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab Bersama, lebih menertibkan pada paradigma penanggulangan bencana yang bersifat preventif bukan lagi reaktif responsive.

“Membuka ruang lebih luas terhadap kegiatan-kegiatan penggunaan risiko bencana dengan lebih meningkatkan kesiapsiagaan yang mengisyaratkan bahwa bencana kapan saja bisa terjadi,” katanya.  (MAN)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News

  • Bagikan