banner 728x250

Warga Resah Calo Tiket Gentayangan di Dermaga Waipirit-Hunimua, ASDP Ambon Bungkam

  • Bagikan
CALO TIKET
Calo tiket berkedok agen marak di dermaga penyeberangan Waipirit dan Hunimua, Maluku, Jumat (4/10/2024). (ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Sistem penjualan tiket feri di dermaga penyeberangan Waipirit dan Hunimua, Maluku dikeluhkan warga.

Warga mengeluh penjualan tiket feri di dua dermaga penyeberangan tersebut dilakukan secara ilegal. Akibatnya calon penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan dari harga penjualan tiket resmi.

Pantauan sentraltimur.com di lapangan, penjualan tiket untuk calon penumpang tidak lagi dilakukan di loket. Calon penumpang pengguna jasa penyeberangan feri harus membeli tiket melalui calo berkedok agen yang marak di Waipirit dan Hunimua.

Adapun para calo tiket beraksi terang-terangan di dekat dermaga. Mereka juga memasang spanduk penjualan tiket dan meminta para calon penumpang membeli tiket. Ironisnya harga tiket yang dijual para calo tidak sesuai dengan harga tiket resmi.

Sani, seorang warga mengungkapkan sistem penjualan tiket feri di dua dermaga tersebut sangat merugikan calon penumpang. Sebab, petugas loket di dermaga tak lagi menyediakan tiket dan lebih mempercayakan jasa pihak ketiga alias calo untuk menjual tiket.

“Ini sudah berlangsung lama setiap kali menyeberang kita harus beli tiket lewat calo karena petugas loket tidak lagi menjual tiket,” katanya kepada sentraltimur.com, Jumat (4/10/2024).

Harga tiket resmi untuk pengendara motor setelah resmi dinaikkan beberapa waktu sebesar Rp63.000. Namun oleh para calo dijual seharga Rp70.000. “Untuk motor tanpa boncengan saat ini Rp70 ribu, itu tiketnya beli di calo kalau dengan penumpang Rp100.000,” ujarnya.

Ismail, warga lainnya sangat heran dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ambon karena seolah melegalkan praktik calo di dua dermaga itu. “Ini calo gentayangan jual tiket di dekat dermaga dan semua calon penumpang harus beli di situ. Bayangkan ASDP bisa mempercayakan penjualan tiket ke calo,” ungkapnya.

Dia meminta pihak berwenang segera menghentikan praktik calo tiket di dermaga Hunimua-Waipirit yang sangat merugikan dan meresahkan warga. “Iya, harapannya calo diberantas agar masyarakat tidak dirugikan,” tegasnya.

Maraknya calo tiket tidak direspons ASDP saat dikonfirmasi. Kepala Dinas Perhubungan Maluku Muhamad Malawat mengaku pihaknya telah meminta ASDP agar tidak lagi menggunakan pihak ketiga dalam sistem penjualan tiket. “Memang kami sudah meminta agar pihak ASDP tidak lagi menggunakan calo atau yang mereka bilang agen-agen itu,” katanya.

CALO TIKET
Keberadaan calo yang menjual tiket lebih mahal dari harga resmi dikeluhkan pengguna jasa penyebarangan feri di dermaga penyeberangan Waipirit dan Hunimua, Maluku. (ISTIMEWA)

Malawat meminta ASDP untuk menerapkan sistem penjualan tiket secara online agar warga dapat memesan tiket dengan leluasa tanpa antrian dan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. “Kami minta kepada mereka (ASDP) untuk mensosialisasikan membeli tiket dari kantor, dari rumah, atau dari kos-kosan atau dari tempat kerja sehingga saat tiba di dermaga mereka tidak lagi berurusan dengan calo-calo itu,” kata Malawat.

Menurutnya melalui sistem penjualan tiket secara online, warga lebih diberikan kemudahan. “Jadi belinya via online sehingga semuanya terukur,” katanya.

Praktik calo yang marak saat ini, Malawat tidak membantahnya. Dia memastikan pihaknya akan  melakukan pengawasan di lapangan untuk mencegah praktik tersebut. “Calo masih banyak dan kami akan melakukan pengawasan lebih intensif lagi ke lapangan. Kami akan tingkatkan pengawasan terhadap agen-agen ini,” janji Malawat. (MAN)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google New

  • Bagikan