banner 728x250

Nestapa Pasien Kritis, Meninggal Setelah 5 Jam Tertahan di Dermaga Waipirit

  • Bagikan
Ilustrasi aktivitas penyeberangan antarpulau di Maluku. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Seorang warga Desa Wolu, Kecamatan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah, Ayut Sepa yang sedang sakit parah meninggal dunia.

Nyawanya tidak tertolong lantaran terlambat mendapat penanganan medis di rumah sakit. Kejadian itu berawal saat korban dirujuk dari RSUD Masohi menuju Kota Ambon dengan  ambulance, namun tertahan di dermaga penyeberangan antarpulau Waipirit, Kabupaten Seram Bagian Barat pada Jumat (25/6/2021).

Mobil ambulance yang membawa korban tertahan di dermaga Waipirit dan tidak bisa menyeberang ke dermaga Hunimua, Pulau Ambon diduga karena harus menunggu rombongan ‘orang penting’ di Maluku.

“Kita tertahan di dermaga feri Waipirit sekitar 5 jam,” kata Yuniati Sepa, anak kandung korban dihubungi sentraltimur.com, Minggu (27/6/2021).

Dia menuturkan, bersama keluarganya membawa ayahnya yang dalam keadaan koma dengan bantuan oksigen dari RSUD Masohi usai shalat Jumat. Mereka tiba di dermaga Waipirit sekira pukul 17.00 WIT.

“Saat tiba jam 5 sore kita sudah ketinggalan feri, tapi ada satu feri yang sandar di dermaga Waipirit,” ujarnya.

Ambulance yang membawa ayahnya masuk di antrian mobil nomor urut satu. Tapi sayang setelah menunggu berjam-jam KM Sardinela yang sedang bersandar di dermaga itu tidak juga mengangkut penumpang dan kendaraan yang telah antri.

KM Sardinela merupakan armada transportasi laut yang dikelola PT Panca Karya, BUMD milik Pemerintah Provinsi Maluku.

“Saya lalu menemui petugas di dermaga, saya juga menghadap kapten kapal saya memohon kepada mereka agar kapal segera berangkat tapi tidak ada yang merespon padahal ayah saya dalam kondisi kritis,” katanya.

Menurutnya saat berkoordinasi dengan petugas feri dan pegawai ASDP, ternyata KM Sardinela tidak bisa mengangkut penumpang karena sedang menunggu rombongan yang pulang dari pantai Ora, kabupaten Maluku Tengah.

“Mereka umumkan kepada kita bahwa kapal tidak bisa keluar (berlayar) karena masih menunggu rombongan yang akan naik kapal feri itu,“ kata Yuniati.

  • Bagikan