banner 728x250

Maluku Masih Miskin, Ini Penyebabnya

  • Bagikan
Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno menyampaikan sambutan pada Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang dihelat virtual, Sabtu (7/8/2021). (FOTO: HUMAS PEMPROV MALUKU)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Maluku berada di urutan empat provinsi termiskin di Indonesia.

Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno mengungkap penyebab kemiskinan di daerah ini, salah satunya karena kurangnya inovasi.

Menurutnya beberapa hal yang menyebabkan Maluku masih kurang inovasi, bahkan masuk kategori miskin, yaitu terkait anggaran dana alokasi umum (DAU) yang kecil.

“DAU yang kecil menjadi salah satu penyebab Maluku masih kurang inovasi, bahkan masuk kategori provinsi miskin di Indonesia,” kata Barnabas dalam Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang dihelat virtual, Sabtu (7/8/2021).

“DAU hanya sekitar Rp 3 trilun untuk 11 kabupaten, kota di Maluku,” katanya.

Dia melanjutkan kurangnya investasi dan minimnya lapangan pekerjaan juga berdampak Maluku belum mampu keluar dari kemiskinan.

Mantan bupati Maluku Barat Daya ini memberikan apresiasi dan dukungan terhadap Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Satu tahun ini, kata dia, masa-masa sulit sudah dilewati akibat pandemi Covid-19.  Menurutnya dibalik setiap kesulitan ada hikmah yang bisa dipetik.

Antara lain hadirnya berbagai inovasi baru, terutama yang diinisiasi generasi muda, seiring berkembangnya teknologi informasi melalui produk maupun layanan startup.

Berbagai inovasi itu, lanjut dia, telah menjadi senjata utama startup dalam menjalankan bisnisnya.

Namun pada sisi lain, inovasi yang dihadirkan juga turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Barnabas menyebutkan startup dapat membantu memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan kualitas ekonomi melalui produk serta layanan berbasis teknologi.

Hal ini juga didukung peningkatan adaptasi penggunaan teknologi oleh masyarakat secara luas termasuk di Maluku.

Hadirnya berbagai inovasi ini juga diringi kemunculan startup-startup baru di berbagai segmen bisnis.

“Kini masyarakat tidak hanya mengenal startup pada kategori ride hailing dan e-commerce, tetapi juga mulai mengenal berbagai kategori lainnya seperti fintech, edutech, healthtech dan agritech, termasuk kategori-kategori lainnya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Barnabas. (ANA)

Penulis: ARTANABILEditor: YANTO
  • Bagikan