banner 728x250

Gempa 5,0 Magnitudo Guncang Pulau Buru, Getaran Dirasakan di Piru

  • Bagikan
Pulau Buru
Gempa tektonik berkekuatan 5,0 magnitudo mengguncang Pulau Buru, Minggu (5/9/2021) malam. (FOTO: BMKG)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Gempa tektonik berkekuatan 5,0 magnitudo mengguncang pulau Buru, Minggu (5/9/2021).

Gempa yang terjadi pukul 21.16 WIT berada pada lokasi 2.59 Lintang Selatan dan 127.43  Bujur Timur atau berjarak 84 km timur laut Namlea  dan 99 km barat Laut Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Gempa tersebut di ketahui merupakan gempa dangkal dengan pusat kedalaman hanya 23 km di bawah permukaaan laut.

BACA JUGA:

Wali Kota Resmikan Rumah Singgah Bagi Warga Ambon di Makassar – sentraltimur.com

Hadiri Pertemuan Dewan Menteri OECD, Mendag: Indonesia Berpotensi Jadi Superpower Dunia – kliktimes.com

Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai ada atau tidaknya dampak kerusakan yang terjadi dari gempa di pulau Buru tersebut.

Sejumlah warga di Piru merasakan guncangan gempa tersebut.

“Kita merasakan getaran gempa tapi tidak terlalu kuat, dan cepat getarannya,” kata Edy, seorang warga Piru kepada sentraltimur.com melalui sambungan telepon seluler dari Ambon, Minggu.

Warga lainnya, Anwar mengaku sejumlah warga sempat keluar dari rumah saat merasakan getaran gempa, tapi setelah itu kembali masuk ke rumahnya.

“Sempat keluar rumah tapi setelah itu sudah masuk lagi,” ujarnya.

Sementara warga Namlea, Ilham mengaku tidak merasakan gempa yang terjadi. “Kita di sini semua tak merasa gempa, di sini biasa saja,” ujarnya.

BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami sehingga warga di wilayah itu tidak perlu khawatir.

“Gempa tidak berpotensi tsunami,” bunyi pernyataan BMKG statiun Ambon dalam keterangan tertulis.

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masuk wilayah rawan gempa.

Sebab, Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar yakni Indo Australia, Eurasia dan Pasifik.

Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia bertemu lempeng Pasifik. Pertemuan kedua lempeng tersebut menyebabkan terjadi patahan yang tidak beraturan, sehingga kerap memicu gempa di Maluku. (MMS)

  • Bagikan