banner 728x250

3 Hari Ditutup, Warga Desa Tamilouw Akhirnya Buka Blokade Jalan

  • Bagikan
WARGA DESA
Warga Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah dibantu anggota TNI membuka blokade jalan di desa Tamilouw, Jumat (10/12/2021). (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Warga Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah akhirnya membuka kembali sejumlah blokade jalan di desa tersebut, Jumat (10/12/2021) sore.

Dengan pembukaan blokade itu maka akses jalan yang menghubungkan empat kecamatan dengan Masohi ibu kota Kabupaten Maluku Tengah kembali normal.

BACA JUGA:

Polres Pulau Buru Vaksinasi Massal Sasar Warga Fena Leisela – sentraltimur.com

Presiden RI Joko Widodo Santuni Keluarga Korban Meninggal Erupsi Semeru – kliktimes.com

Sebelumnya akibat blokade jalan, akses darat menuju dua kecamatan di kabupaten Maluku Tengah (Tehoru – Teluti) dan kabupaten Seram Bagian Timur (Siwawalalat – Werinama) lumpuh total.

Akibat tiga hari aksi blokade jalan sejak Selasa lalu, puluhan ribu warga di wilayah Seram Selatan terisolir.

Warga yang berada di Seram Selatan terpaksa menggunakan jalur laut untuk menuju Tehoru maupun Masohi. Akibatnya warga harus mengeluarkan ongkos transportasi lebih mahal mencapai 400 persen dibanding melintasi akses darat. Sudah begitu beberapa hari terakhir, cuaca laut tak bersahabat yang mengancam nyawa pengguna transportasi laut.

“Hari ini semua blokade jalan telah buka kembali. Ada lima titik blokade yang dibuka,” kata tokoh masyarakat Tamilow, Epen Selano kepada sentraltimur.com melalui telepon seluler.

Pembukaan blokade jalan di lima lokasi di desa Tamilouw lakukan warga bersama anggota TNI dan Polri. Beton yang membentang setinggi lutut orang dewasa di atas badan jalan raya dibongkar menggunakan linggis dan martil.

Menurut Epen, pembukaan blokade jalan atas pertimbangan kemanusiaan terhadap warga lainnya yang merasa dirugikan. “Ada pertimbangan kemanusiaan yang membuat kita membuka blokade jalan. Karena sudah tiga hari akses dari dan menuju empat kecamatan lumpuh,” kata Epen.

Selain pertimbangan kemanusiaan, Epen katakan warga Tamiluow juga membuka blokade jalan dengan sejumlah syarat. Pertama, warga menuntut penghentian penyidikan kasus pembakaran kantor desa Tamilouw.

“Hasil keputusan rapat masyarakat Tamilouw harus cabut tuntutan atau laporan pembakaran kantor desa,” katanya.

Warga Sampaikan Maaf

Selanjutnya warga Tamilouw juga menuntut agar pemerintah dapat membangun pos TNI di perbatasan Desa Sepa dan Dusun Rohua untuk menjamin keamanan masyarakat Tamilouw yang akan melintas ke Masohi.

“Kami minta agar ada pos TNI di perbatasan Desa Sepa dan Dusun Rohua. Ini untuk menjamin keamanan kami warga Tamilouw,” tegas Epen.

  • Bagikan