banner 728x250

Ada Paslon Gunakan Isu Agama di Pilkada Maluku, Said Assagaff Ingatkan Masyarakat Jangan Terjebak

ISU AGAMA
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath menggelar kampanye di kawasan Waihaong, kota Ambon, Senin (14/10/2024). (ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Slogan ‘Sabuah Sabiji’ yang diusung pasangan calon Murad Ismail-Michael Wattimena di Pilkada Maluku 2024 diduga sebagai polarisasi agama untuk menarik simpati pemilih.

Pilgub Maluku 2024 diikuti tiga paslon, yakni Jeffry Rahawarin-Mukti Keloibas, Murad Ismail-Michael Wattimena dan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath.

Dua kata dialek Ambon itu terpampang di alat peraga kampanye paslon Murad-Michael. Baliho 2M yang menjadi akronim Murad-Michael itu terpasang di pemukiman warga dan menjadi perbincangan di sejumlah kalangan.

Tagline ‘Sabuah Sabiji’ yang dalam bahasa Indonesia artinya hanya satu itu diduga mengajak masyarakat untuk memilih satu-satunya cagub dari agama tertentu.

Slogan ini menjadi sorotan Said Assagaff, ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath.

Meski tidak menyebutkan nama paslon, Assagaff menyampaikan ada indikasi calon itu menggunakan isu agama di Pilkada Maluku.

Dia dibuat terkejut dan geram isu agama digunakan untuk mendulang suara pemilih. Mantan gubernur Maluku ini meminta masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian dan kerukunan umat beragama.

Dia mengingatkan masyarakat Maluku untuk tidak terjebak dengan isu murahan yang sengaja dimainkan guna meraih kemenangan di perhelatan demokrasi Pilkada Maluku.

“Ada isu-isu agama yang beta paling benci yang tadi Pak Sam dengan Pak Rovik bilang ‘Sabuah Sabiji’, apa artinya isu agama sabiji sah,” kata Assagaff saat kampanye di kawasan Waihaong, kota Ambon, Senin (14/10/2024).

Menurutnya pihak yang sengaja memainkan isu agama di Pilkada Maluku sangat tidak bermartabat. Dia mengaku heran karena mereka yang memainkan isu tersebut ternyata tidak konsisten dengan pilihan mereka di Pilkada Kota Ambon.

“Beta kembali ke pemilihan wali kota Ambon, 4 calon cuma sabiji sa orang katorang (muslim), kenapa tidak pilih dia? kenapa pilih yang lain? Karena itu jangan terjebak isu agama itu paling tidak baik,” tegas Assagaff.

Dia meminta warga Maluku harus cerdas dalam memilih pemimpin yang baik tanpa harus terpolarisasi dengan isu-isu sesat.

Ikuti berita sentraltimur.com di Channel Telegram