banner 728x250

Anggota TNI di Tanimbar Babak Belur, Diduga Dianiaya Senior & Komandan

TNI TANIMBAR
Serda CAR, anggota TNI dari kesatuan 734/SNS di Tanimbar mengalami luka diduga menjadi korban penganiayaan oleh senior dan komandannya. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Serda CAR, anggota TNI dari kesatuan 734/SNS di Tanimbar, babak belur. Dia diduga menjadi korban penganiayaan oleh senior dan komandannya.

Akibat penganiayaan, prajurit TNI AD ini mengalami dan memar di sekujur tubuhnya. Dari beberapa foto yang beredar, tubuh korban juga mengalami luka robek.

DK, salah satu keluarga korban menuturkan aksi penganiayaan yang menimpa kerabatnya itu terjadi di Tanimbar pada Minggu (5/11/2023). “Dia dianiaya komandan kompi dan dua seniornya,” kata DK kepada sentraltimur.com, Selasa (7/11/2023).

Aksi penganiayaan terhadap CAR bermula saat korban membawa anak dan istrinya yang sedang sakit ke Kota Ambon untuk berobat. Proses pengobatan di Ambon sejak Agustus hingga November 2023, korban ikut menemani. “Sebelum berangkat ke Ambon sudah ada izin dari Danyon dan Wadanyon maupun dari danki (pelaku),” ujar DK.

Selama di Ambon korban kerap melapor ke perwakilan Yonif 734 yang berada di Ambon. Menurutnya setelah semua urusan selesai, korban bersama anak dan istrinya kembali ke tempat tugas di Tanimbar menumpangi KM Pangrango, bertolak dari Ambon, Kamis (2/11/2023).

“Korban tiba hari Sabtu jam 1 malam lalu melapor ke danki bahwa dia sudah tiba. Besoknya hari minggu dia menghadap ke batalyon jam 7 pagi,” kata DK.

Dari pengakuan korban, saat menghadap ke batalyon, korban mendapatkan hukuman pembinaan dari komandan. Rambut korban dipotong hingga botak.

Penganiayaan terhadap korban berlanjut pukul 12.00 WIT. Danki menghajar korban menggunakan kayu di markas komando hingga pukul 17.00 WIT. “Saat pulang dia pusing dan jatuh pingsan,” kisah BK.

Saat malam, korban dijemput dua seniornya pangkat sersan satu. Korban diduga kembali dianiaya oleh dua seniornya tersebut.

“Dia digembleng dari jam 9 malam menggunakan tempat tidur lipat dan kabel. Korban baru pulang jam 1 malam di rumah, badannya berlumuran darah. Karena luka ditubuhnya korban jatuh (pingsan),” tutur DK.

Kejadian yang menimpa korban, pihak keluarga sangat merasa syok. Sebab penganiayaan yang menimpa korban itu sudah keterlaluan dan diluar batas kemanusiaan. “Ini bukan lagi pembinaan tapi sudah penyiksaan. Ini sudah sangat di luar batas. Kami ini juga anak tentara dan dari keluarga tentara tapi tidak pernah melihat kejadian seperti ini,” kecamnya.

Dia meminta Pangdam XVI Pattimura memproses kasus tersebut hingga tuntas dan para terduga pelaku dihukum setimpal atas perbuatannya.

“Saya diberitahu adik perempuan dan saya hubungi Aster Kodam. Saya minta para pelaku diproses hukum agar menjadi efek jera, jangan sampai perbuatan mereka membuat anak orang mati,” tegas DK.

Penjelasan Kodam

Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura Letkol Arh Agung Sinaring menegaskan kasus tersebut sedang diproses.

Dua senior korban yakni Sertu FA dan Sertu TH, pelaku penganiayaan sedang menjalani pemeriksaan. “Saat ini kasus tersebut sedang dalam proses pemeriksaan,” kata Agung menjawab wartawan.