banner 728x250

Arkeolog Teliti Potensi Peninggalan Megalitikum di Malut

  • Bagikan
Tim arkeolog Balai Arkeologi Maluku melakukan ekskavasi di situs Kadato Biji Nagara, Kedaton Lama Kesultanan Tidore, Maluku Utara pada 2019. (FOTO: BALAI ARKEOLOGI MALUKU)
banner 468x60

Pada penelitian sebelumnya ditemukan beberapa peninggalan berciri megalitik dengan keberagaman bentuk dan fungsi untuk pemujaan leluhur seperti altar batu, lumpang batu, lesung batu, batu asah, batu dakon, batu berhias, batu berlubang dan batu bergores tersebar di Pulau Halmahera, Tidore dan Moti.

Selain itu, ditemukan juga Jere, istilah lokal masyarakat di Malut untuk menyebut tempat keramat yang biasanya direpresentasikan melalui menhir, bongkahan batu utuh, makam dan pohon-pohon besar dengan pola yang berbeda-beda di Pulau Tidore, Moti, Halmahera dan Mabon.

Jere yang ditemukan di situs Mafujara Pulau Tidore menggunakan medium pemujaan berupa pohon dan batu monolit.

Jere di Pulau Moti ditandai dengan susanan batu dengan bentuk persegi yang di dalamnya terdapat batu tegak dianggap sebagai nisan makam.

Sedangkan Jere di Pulau Mobon ditandai dengan susanan batu dengan bentuk tidak beraturan yang di atasnya terdapat piring.

Sementara di Pulau Halmahera, Jere Wae Mia ditandai dengan pengaturan batu membentuk lingkaran yang di dalamnya diatur sejumlah piring, dan situs Keramat Tanjung Dubu menggunakan medium pemujaan berupa pohon bambu. (ANT/RED)

  • Bagikan