banner 728x250

Banjir Terjang Pulau Seram, Dua Jembatan & Rumah Warga Rusak

  • Bagikan
Hujan deras yang mengguyur Pulau Seram, Maluku tiga hari terakhir mendatangkan bencana banjir. Banjir menerjang pemukiman warga dan merusak dua jembatan. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah Pulau Seram, Maluku tiga hari terakhir mendatangkan bencana banjir. Banjir menerjang pemukiman warga dan merusak dua jembatan.

Bencana banjir merendam pemukiman warga di dusun Katapang, desa Loki, kecamatan Huamual, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Senin (10/7/2023). Sebagian rumah milik Albabar yang berada di bantaran sungai dan dekat dengan dekat bibir pantai ambruk.

Kepala Seksi Humas Polres SBB Ipda Edwin Mangare mengatakan banjir yang merendam dusun Katapang akibat luapan sungai Lambaut di Desa Loki.

Edwin memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. “Penghuni rumah telah lebih awal mengungsi sebelum rumah yang ditempati ambruk,” ujarnya.

Selain rumah milik Albabar, dua rumah warga lainnya rusak ringan. “Satu rumah rusak berat, dapur bagian belakang rumah roboh,” kata Edwin.

Menurutnya meluapnya air sungai dipicu minimnya tanggul penahan banjir yang tidak dibangun di sepanjang aliran sungai. “Akibatnya ketika curah hujan tinggi, luapan air sungai Lambaut menerjang pemukiman warga,” tukasnya.

Bukan hanya pemukiman warga, terjangan banjir juga merusak dua jembatan di kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Pulau Seram. Jembatan Wae (sungai) Tone yang berada di antara Desa Waru, kecamatan TNS, rusak.

Oprit jembatan Jalan Trans Seram itu amblas pada Minggu (9/7/2023) malam, dihantam luapan air sungai. Akibatnya akses transportasi darat yang menghubungkan kabupaten SBB, Malteng dan Seram Bagian Timur (SBT) lumpuh lebih 10 jam.

Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku bersama pengusaha jasa konstruksi bergerak cepat melakukan perbaikan darurat. Oprit yang menghubungkan konstruksi perkerasan dengan abutmen jembatan yang rusak sepanjang empat meter ditimbun dengan pasir. Eksavator dikerahkan di lokasi untuk menutup oprit yang terputus dengan timbunan pasir. Setelah perbaikan darurat, arus lalu lintas kembali normal pada Senin sore.

Sementara itu banjir bandang yang menerjang wilayah Seram Selatan, kabupaten Malteng memutuskan jembatan Kawanua yang berada di Negeri Saunulu, Senin (10/7/2023) dini hari.

Jembatan Kawanua sepanjang 500 meter merupakan jembatan terpanjang di wilayah Seram Selatan. Dua bentangan jembatan tersebut sepanjang 120 meter terputus.

Puluhan desa yang berada di kecamatan Tehoru, Telutih (Malteng), Siwalalat dan Werinama (SBT) kini terisolir karena lumpuhnya akses transportasi darat. Semakin parah, cuaca ekstrim menyebabkan akses transportasi laut juga lumpuh.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Malteng Abdul Latif Key mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BPJN Maluku pasca rusaknya dua jembatan di wilayah Malteng akibat terjangan banjir. “Kita sudah koordinasi dengan pihak Balai dan mereka dari Ambon menuju lokasi jembatan Kawanua,” kata Abdul.

BPJN Penanganan Darurat

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku Anos Yeremias mengatakan menerima informasi kerusakan jembatan Wae Tone akibat oprit jembatan tergerus luapan air sungai dari warga pada Minggu tengah malam. Rusaknya oprit menyebabkan jembatan tidak dapat dilintasi kendaraan.

“Setelah menerima informasi dari warga pengguna jalan dari Kairatu ke Masohi, kami menghubungi kepala Satker I BPJN dan kepala BPJN Maluku untuk segera dilakukan penanganan darurat dan jembatan Wae Tone kini sudah bisa dilintasi,” kata Anos.

  • Bagikan