Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menghitung apabila harga pertalite diasumsikan naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, maka inflasi diperkirakan tembus 6 persen hingga 6,5 persen secara tahunan.
“Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015,” ujarnya.
Kenaikan harga pertalite, sambung dia, sudah pasti akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari tadi pun bahkan bisa meningkatkan jumlah orang miskin baru.
Menurutnya, ekonomi 40 persen kelompok rumah tangga terbawah dikhawatirkan akan semakin berat. Ditambah lagi, 64 juta UMKM bergantung pada BBM subsidi.
Bhima juga memprediksi konsumsi rumah tangga bisa melemah ke level 3,75 persen. “Konsumsi akan melemah diproyeksikan hanya tumbuh 3,75 hingga 4 persen pada semester II 2022,” katanya. (CNN/RED)