banner 728x250

BKSDA Maluku Lepasliarkan 68 Satwa Liar di SBT

  • Bagikan
BKSDA Maluku lepasliarkan 68 satwa liar ke habitatnya di kawasan konservasi Suaka Alam di Sungai Nief, Kabupaten Seram Bagian Timur, Sabtu (28/5/2022). (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melepasliarkan 68 ekor satwa liar.

Puluhan satwa itu dilepas ke habitatnya di kawasan konservasi Suaka Alam di Sungai Nief, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku.

Satwa itu terdiri dari 3 ekor Buaya Muara (Crocodylus porosus), 4 ekor Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius), 13 Perkici Pelangi (Trichoglossus haematodus). Berikut 39 Nuri Maluku (Eos bornea), 8 Nuri Bayan (Edectus roratus) dan 1 Kasturi Tenguk Ungu (Lorius domicella).

Satwa liar yang lepasliarkan itu merupakan hasil penyerahan masyarakat. Dan sebagian lagi hasil patroli dan penjagaan tumbuhan dan satwa liar (TSL) BKSDA Maluku di wilayah kerja Masohi, Pulau Ambon, Banda dan kegiatan translokal satwa dari Balai Besar KSDA Jawa Timur.

Kepala BKSDA Maluku Danny Pattipeilohy memimpin pelepasliaran puluhan satwa ke habitatnya pada Sabtu (28/5/2022).

“Ini merupakan satwa hasil kegiatan penyerahan dari masyarakat, patroli dan penjagaan peredaran TSL petugas Balai KSDA Maluku di wilayah kerja Kantor SKW II Masohi, Resort Pulau Ambon, Resort Pulau Banda serta hasil kegiatan translokasi satwa dari Balai Besar KSDA Jawa Timur,” kata Danny Pattipeilohy melalui keterangan tertulis kepada sentraltimur.com, Selasa (31/5/2022).

BACA JUGA:

Gerebek Judi Sabung Ayam, Dandim Ambon: Ramai Seperti Pesta – sentraltimur.com

Pemerintah Naikkan HET Minyak Goreng, Anggota DPR RI Mulyanto Sebut Kebijakan Amatiran – kliktimes.com

Sebelum lepasliarkan ke habitatnya, puluhan satwa liar menjalani karantina rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan di Kandang Transit Passo, Ambon dan Stasiun Konservasi Satwa di Masohi.

Pemeriksaan kesehatan satwa meliputi kondisi satwa (sehat fisik dan bebas dari penyakit). Dan pemeriksaan sifat atau kareakter liar satwa. “Sehingga dari hasil pemeriksaan itu dapat ketahui satwa-satwa yang lepasliarkan dalam kondisi sehat, liar dan bebas dari virus pembawa penyakit,” jelas Danny.

  • Bagikan