banner 728x250

Caleg Nasdem Rimaniar Hetharia Tipu Warga, Ini Modusnya

  • Bagikan
RIMANIAR HETHARIA
Calon anggota legislatif Partai Nasdem Dapil Maluku I, Rimaniar Julindra Hetharia. (ISTIMEWA)
banner 468x60

Hari pencoblosan akhirnya tiba. “Kami telah melakukan konsolidasi dan semuanya berjalan dengan baik dan lancar, namun sampai dengan larut malam, tim (Rimaniar) tidak turun ke lapangan menemui kami dan memberikan uang kepada kami,” kata Adila dalam laporan tertulisnya.

Sehari pasca pencoblosan, Adila dan kerabatnya memutuskan mendatangi kediaman Rimaniar di Passo. Namun Rimaniar tidak berada di rumahnya. Alasannya dia berada di hotel. Baru pada 18 Februari, Rimaniar menyuruh timnya ke lapangan dan memberikan uang sebesar Rp3.600.000. Uang pecahan Rp 100 ribu itu diberikan untuk 24 orang.

Jumlah uang itu terlalu kecil, tidak sesuai dengan janji Rimaniar. Adila dan kerabatnya kembali menyambangi rumah Rimaniar pada 23 Februari. “Orang di rumah mengatakan Rimaniar tidak berada di tempat (rumah),” katanya.

Lagi-lagi dibuat kecewa, mereka pun melakukan demonstrasi di depan kediaman Rimaniar pada malam itu. Aksi itu tercium 3 anggota Panwas Baguala. Didatangi Panwas, Rimaniar tiba-tiba keluar dari dalam rumahnya. Dia mengajak warga yang melakukan unjuk rasa masuk ke rumah.

Rimaniar pandai bersandiwara. Aksi demo itu buntut kekecewaan warga yang dibohongi janji manisnya. Dalam pertemuan tersebut, Rimaniar bertanya “Ibu-ibu lagi ribut apa?,” katanya kala itu.

Kedatangan dan aksi demonstrasi itu untuk menagih janji Rimaniar. Dengan terpaksa Rimaniar memberikan uang tunai sebesar Rp 2.400.000 untuk 16 orang.

Barang bukti uang tunai yang diberikan Rimaniar kepada warga untuk mencoblosnya pada Pemilu Legislatif 2024. (ISTIMEWA)

Adila menuturkan pada 25 Februari, Maya kembali lagi ke kediaman Rimaniar sambil membawa foto formulir C1 (hasil perolehan suara), namun tidak ditemukan satu orang pun. Kabarnya Rimaniar sudah kabur ke Jakarta untuk sementara waktu. “Dan sampai saat ini kami tidak ada kabar dari dia sama sekali,” ujarnya.

Senasib dialami Wanda Yolanda Mahulette, warga Latuhalat. Dalam laporannya kepada DPW Partai Nasdem dan Bawaslu Maluku, Wanda menyampaikan pada 13 Februari dihubungi melalui sambungan telepon oleh salah seorang tim pemenangan Rimaniar Julindra Hetharia. Dia minta untuk bekerja dan mencari orang sebanyak-banyaknya mencoblos Rimaniar. Satu suara dipatok Rp 200 ribu. Syaratnya, uang akan diberikan harus dibuktikan dengan pengiriman foto formulir C1.

H-1 pencoblosan, Wanda berhasil mendapatkan 22 orang untuk memilih Rimaniar. Pasca pencoblosan, dia mengirimkan hasil raihan suara kepada Rimaniar. Tetapi Wanda hanya diberikan uang Rp2.500.000 untuk dibayarkan kepada 17 orang dengan nominal Rp150 ribu per suara. “Jumlah uang yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Sementara 5 orang lainnya belum dibayarkan,” ungkapnya.

Kecewa, Wanda memutuskan mendatangi kediaman Rimaniar pada 23 Februari lalu. “Kedatangan saya untuk mempertanyakan jumlah yang kurang per suara dan jumlah yang belum terbagi kepada 5 orang sisanya,” kesal Wanda.

Bukannya mendapatkan uang sisa yang belum dibayarkan, Wanda harus adu mulut dengan warga yang berada di rumah yang ditempati Rimaniar. Mendengar keributan, Panwas Baguala datang ke kediaman Rimaniar.

“Dengan situasi tersebut, saya kembali ke rumah saya. Dan sampai saat ini saya belum mendapatkan sisa uang untuk diberikan kepada orang-orang yang memilih Rimaniar,” ujarnya. (ANO)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News

  • Bagikan