AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Cuaca ekstrem melanda wilayah Maluku. Akibatnya sering terjadi banjir dan longsor menyebabkan infrastruktur mengalami kerusakan.
DPRD Maluku mengingatkan Balai Wilayah Sungai maupun Balai Pelaksana Jalan Nasional dalam merencanakan pembangunan infrastruktur dasar berupa jalan dan jembatan dilakukan secara matang dan komprehensif serta terkoordinasi agar tetap kokoh dan tahan ketika menghadapi cuaca ekstrem.
“Perencanaannya harus dilakukan secara matang dan terkoordinasi lintas sektoral sehingga tetap terkendali dengan baik dan tidak mudah rusak saat cuaca ekstrem,” kata Anggota Komisi III DPRD Maluku Fauzan Alkatiri di Ambon, Senin (22/7/2024).
Wakil rakyat daerah pemilihan kabupaten Seram Bagian Timur ini mengatakan, cuaca ekstrem, tetapi tidak seperti yang terjadi tahun 2008 dan 2010 yang ketika itu debit air lebih banyak sehingga menimbulkan kerusakan infrastruktur dasar.
Hasil pengawasan Komisi III di lapangan, ditemukan sejumlah kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan di Pulau Buru dan Pulau Seram akibat tingginya curah hujan sejak awal tahun ini.
Politisi PKS ini menyebutkan kerusakan jembatan Kawanua di Kabupaten Maluku Tengah, jarak bendungan cukup jauh dari jalan tetapi debit air tidak terkendali. Begitu juga pembangunan Bendungan Way Apu di kabupaten Buru berdampak pada kerusakan jalan sehingga Komisi III sejak awal telah mendesak mitra melakukan penanganan awal.
Komisi III juga telah menindaklanjuti dengan menggelar rapat dengar pendapat bersama BWS serta BPJN dan Dinas PUPR Maluku.
Langkah penanganan awal dalam situasi darurat seperti ini harus dilakukan karena bencana alam sangat berdampak terhadap akses transportasi darat yang terputus sehingga proses distribusi bahan kebutuhan pokok bisa terhambat.
“Dampaknya terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat sangat terasa seperti naiknya harga bahan kebutuhan pokok,” kata Fauzan. (ANO)
Ikuti berita sentraltimur.com di Google News