banner 728x250

DPPKB SBT Target Turunkan Angka Prevalensi Stunting

  • Bagikan
ANGKA PREVALENSI
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Seram Bagian Timur menargetkan tahun 2024 angka prevalensi stunting turun.

Untuk menekan angka prevalensi stunting kini sejumlah program mulai gencar dilakukan. Salah satunya, orientasi tim pendamping keluarga tingkat kecamatan dan desa.

“Program ini sudah menyasar 15 kecamatan di SBT dengan jumlah yang dilatih sebanyak 594 peserta,” kata Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPP KB SBT, Halima Siliombona.

Berdasarkan rilis lembaga Survei Status Gizi Indonesia  (SSGI) pada tahun 2021 angka prevalensi stunting di Maluku mencapai  28,7 persen. Sementara SBT berada pada angka 41,9 persen.

Karena itu, targetnya tahun 2024 angka tersebut bisa menurun dengan berbagai program yang dijalankan. “Di tahun 2021 angka prevalensi stunting di SBT mencapai 41,9 persen. Target kita tahun 2024 bisa turun sampai 23,33 persen, bahkan harus lebih dari itu,” ujarnya pada 24 Mei 2023.

Orientasi tim pendamping keluarga tingkat kecamatan dan desa merupakan salah satu program yang bertujuan untuk menekan angka prevalensi stunting.

Dari kegiatan tersebut para kader Keluarga Berencana, tenaga kesehatan seperti bidan desa maupun ibu TP PKK desa akan dilatih untuk melakukan pendampingan.

“Sasaran tim pendampingan ini adalah mendampingi keluarga berisiko stunting. Seperti, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, keluarga yang punya baduta 0-5 bulan dan balita 5 bulan sampai 5 tahun. Intinya adalah pendampingan bagi keluarga berisiko stunting,” jelsnya.

Menurut dia, pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting harus dimulai sejak dini. Salah satunya kepada calon pengantin yang akan memulai keluarga baru. Mereka kata dia, akan diberi pembekalan dan edukasi agar bayi yang dilahirkan tidak berisiko terkena stunting.

“Kalau calon pengantin tidak didampingi dengan baik, diberikan edukasi dan pendampingan bisa jadi dalam memasuki keluarganya bisa memicu atau menjadi penyebab seseorang bisa melahirkan generasi stunting,” katanya. (CAL)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News

  • Bagikan