Menurutnya, dalam menjalanlan tugas, pekerja pers masih kerap diintimidasi bahkan mengalami kekerasan fisik hingga nyawa menjadi taruhan. “Memang ini suasana kebatinan yang sering terjadi terhadap pers. Karena, dalam melaksanakan tugas pers itu senantiasa berpihak kepada hal-hal yang objektif termasuk, berpihak kepada masyarakat,” katanya mengingatkan.
Tak dipungkiri kata Benhur, ada pihak-pihak yang merasa pers berpihak kepada masyarakat dan kemudian terganggu. “Selama ini rakyat tidak terganggu. Yang terganggu, adalah orang yang berkepentingan terhadap rakyat. Ketika dia merasa terganggu pasti, memunculkan sikap arogansi dan juga sikap ketidaksukaan. Itu kemudian pers selalu mengalami ancaman. Mengalami persoalan ketika meliput atau berinteraksi langsung dengan masyarakat,” terangnya.
Karenanya, dia berharap, kebiasaan itu harus dihilangkan. Jauh lebih penting memaknai kehadiran pers sebagai teman yang baik untuk menyatakan pesan-pesan baik. ”Pers hadir untuk mengkritik kita apabila dalam melangkah melakukan hal yang keliru. Dan di situlah kita harus berbangga. Hanya pers-lah menjadi teman sejati bagi para tokoh, politisi maupun pemimpin di daerah ini,” kata Benhur. (ADI)