banner 728x250

Kasus Korupsi KMP Marsela Bupati MBD Belum Diperiksa, Kajati: Kita Tidak Mau Gegabah

  • Bagikan
KMP Marsela sudah tidak lagi beroperasi sejak 2016. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

Dari total dana penyertaan modal tersebut, PT. Kalwedo hanya menerima Rp 1.500.000.000.  Sisanya diterima oleh sejumlah orang yang bekerja pada perusahaan pelat merah itu, termasuk   Benyamin Thomas Noach yang saat itu menjabat Direktur PT.  Kalwedo.

Dana yang diterima PT Kalwedo tertuang dalam SP2D nomor 0776/SP2D/BUDl/IV/2016, tanggal 25 April 2016 sebesar Rp 1,5 miliar. Dana itu dikirim ke rekening nomor 0511001095 atas nama PT Kalwedo pada Bank Maluku cabang Wonreli. Pengirimnya dari rekening nomor 12000006220202 atas nama Pemda MBD.

Sisa dana diterima masing-masing oleh Benyamin Thomas Noach sesuai SP2D nomor 225/SP2D/BUD/IV/2014, tanggal 16 April 2014. Dia menerima Rp 2 miliar. Dana itu dikirim ke nomor rekening nomor 0511001093. Dana tersebut ditransfer dari nomor rekening Pemda MBD.

Dana penyertaan modal berikutnya diterima oleh Christina Katipana sesuai SP2D nomor 110/SP2D/BUD/III/2013, tanggal 21 Maret 2013. Dana yang diterima Rp 4 miliar. Dia menerima melalui rekening nomor 0511001143.

Kemudian tercantum nama Jantje Dahaklory.  Sesuai bukti, Jantje Dahaklori menerima pencairan dana penyertaan modal sebanyak 3 kali, dengan rincian: SP2D nomor 067/ SP2D/SKKPD/2012 tanggal 26 April 2012, sebesar Rp 1.500.000.000.

Selanjutnya SP2D nomor 13/SP2D/SKKPD/2012, tanggal 12 Juli 2012, dana sebesar Rp 500 juta dan SP2D nomor 36/SP2D/SKKOD/2012, tanggal 20 November 2012 dana yang diterima Rp 500.000.000.

Semua dana ditransfer ke rekening nomor 0511001045 dengan penerima Jantje Dahaklori. Semua pengeluaran dana penyertaan modal tercatat dalam daftar pencairan penyertaan modal Pemkab MBD Kepada PT. Kalwedo tanggal 25 Maret 2019 dan ditanda tangani oleh O. Kuara, Kepala Badan Keuangan Dan Aset Daerah MBD.

PT. Kalwedo merupakan perusahaan milik Pemda MBD. Tugasnya mengelola KMP Marsela. Armada transportasi laut ini sudah tidak lagi beroperasi sejak 2016. Terindikasi sejumlah orang memanfaatkan kondisi ini untuk menggarong dana subsidi dari Kementerian Perhubungan RI.

Untuk tetap mendapatkan dana subsidi, oknum pejabat PT Kalwedo membuat laporan palsu pelayaran KMP Marsela.

Mereka gerilya untuk mendapatkan tanda tangan sejumlah pihak, diantaranya syahbandar. Tanda tangan ini sebagai bukti armada penyeberangan antarpulau ini masih beroperasi. (DNI)

  • Bagikan