Febry juga memaparkan, proyek pembangunan M-LIN lakukan secara bertahap. Pada 2022, terdapat tiga pekerjaan yang harus tuntaskan. Yakni pendataan, sinkronisasi, dan rumusan kebijakan.
Selanjutnya di 2023 akan lakukan gap analisis kebutuhan, sehingga skema business to business sudah dapat jalankan dengan baik pada 2024. “Pemerintah sudah menyediakan kajian ilmiahnya. BUMN tinggal masuk sesuai dengan core bisnis masing-masing sehingga harapkan tahun 2024 bisnis sudah berjalan,” kata Febry.
Sebagai informasi LIN Maluku dan Maluku Utara merupakan proyek prioritas strategis dengan anggaran Rp 3,286 triliun pada 2021.
Proyek M-LIN untuk mengintegrasikan antar-kawasan ekonomi dengan penekanan pada ekspor sumberdaya perikanan. Dan menjadi penguat potensi perikanan di Indonesia Timur, yang saat ini sudah menyediakan 37,2 persen dari total potensi perikanan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan nasional. (ADI)