banner 728x250

Maluku Masih Miskin, Mahasiswa Unpatti: Omong Kosong Kemerdekaan

  • Bagikan
Mahasiswa unjuk rasa di depan kampus Universitas Pattimura kawasan Poka, Kota Ambon, Senin (16/8/2021). (FOTO: SENTRALTIMUR.COM)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini berusia 76 tahun, selama itu pula Maluku masih berada pada urutan ke 4 provinsi termiskin di Indonesia.

Maluku masih terbelenggu kemiskinan menjadi topik yang disuarakan mahasiswa dalam unjuk rasa di depan kampus Universitas Pattimura (Unpatti) kawasan Poka, Kota Ambon, Senin (16/8/2021).

Aksi demo yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpatti Ambon, ini merupakan bentuk refleksi 76 tahun kemerdekaan RI.

“Musuh kita bukan presiden, bukan gubernur, bukan bupati atau wali kota, tapi musuh kita adalah kemiskinan,” kata orator dalam orasinya.

Kemiskinan yang masih belum lepas dari Maluku dinilai sengaja dibiarkan oleh elit politik di Indonesia.

“Kemiskinan merupakan permainan elit-elit politik. 76 tahun kemerdekaan tapi Maluku tidak dapat keadilan dan kesejahteraan,” sesalnya.

Menurut demonstran, kemiskinan Maluku sampai saat ini sangat tidak wajar. Sebab, tidak sesuai dengan sumber daya alam melimpah yang dimiliki negeri raja-raja ini.

“Keadilan dan kesejahteraan rakyat bukan untuk kepala daerah dan bukan untuk presiden. Maluku kaya akan sumber daya alam tapi miskin sumber daya manusia,” terangnya.

Demonstrasi yang dipimpin Ketua BEM Fisip Unpatti, Nasir Angar menuntut sudah saatnya Maluku membutuhkan kebijakan yang berkeadilan.

Banyak ketimpangan di Maluku dan masih banyak aktivis ditangkap saat menyuarakan keadilan. “Hutan adat Sabuai yang tidak pernah terselesaikan. Blok Masela tidak ada kejelasan. Ada apa dibalik semua ini?,” kata mereka.

Di saat mahasiswa kritis, tindakan represif dimainkan aparat kepolisian. “Penangkapan-penangkapan yang tidak wajar dilakukan pihak kepolisian,” protes demonstran.

Bukan hanya itu, pendidikan dan kesehatan di Maluku semakin terpuruk. Maluku tidak miliki sesuatu yang dirasakan dampaknya untuk kesejahteraan masyarakat.

“100 hari kerja gubernur, Maluku tidak pernah ada perubahan. Pendidikan semakin buruk, gizi buruk banyak di Seram. Omong kosong bicara kemerdekaan,” kecamnya.

Unjuk rasa digelar pukul 10.00 WIT dan berakhir pukul 12.50 WIT. Demonstran menduduki ruas jalan di depan kampus Unpatti akibatnya arus lalu lintas dialihkan aparat kepolisian menghindari kemacetan. (ANA)

Penulis: ARTANABILEditor: YANTO
  • Bagikan