banner 728x250

Nestapa Warga Pedalaman Pulau Seram, Ditandu 37 Km Demi Melahirkan di Puskesmas

  • Bagikan
Nestapa Seram
Yuliana Lasattira warga Desa Huku Kecil Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat harus ditandu sejauh 37 km demi melahirkan di Puskesmas Elpaputih. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

Menjelang HUT RI ke-76, Ulis telah mendapat laporan ada warga desa Huku Kecil akan melahirkan. Dia berkoordinasi dengan petugas medis untuk mendatangi keluarga Yuliana agar segera di bawa ke Puskesmas Elpaputih.

“Tapi memang karena waktu itu pemuda semua baru pulang dari hutan mereka kelelahan dan baru membawa Yuliana kemarin,” katanya.

Ulis ikut berjalan kaki lebih dari dua jam dari Desa Elpaputih menuju sungai Nua. Dia bersama pimpinan puskesmas dan sejumlah tenaga medis menjemput Yuliana saat tandu keluarganya.

Perjalanan panjang dan melelahkan itu harus tempuh karena dia tidak menginginkan sesuatu terjadi pada warganya yang membutuhkan pertolongan.

“Memang saya sangat capek sekali tapi kita rencana saat itu kalau mereka belum turun. Kita langsung jalan ke desa tapi saat sampai di sungai Nua kita ketemu dan kita berikan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Dia bersyukur tiba di Puskesmas, beberapa saat Yuliana melahirkan bayinya dengan selamat. “Puji Tuhan Yuliana sudah setelah tiba ibu Yuliana melahirkan bayinya dengan selamat,” ujar Ulis.

Belum adanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis di desa Huku Kecil dan desa lainnya di wilayah pegunungan di kecamatan itu. Ulis telah berulang menyampaikan ke pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan, tetapi keluhan masyarakat itu belum terwujud.

“Saya sudah sampaikan itu ke pemda dan Dinas Kesehatan tapi soal implementasinya itu menjadi kewenangan pemda,” katanya.

Warga Tolak Turun

Kepala Dinas Kesehatan Seram bagian Barat, Johanes Tapang merespon kasus yang menimpa Yuliana.

Dia mengaku telah mengirim tim kesehatan sejak Senin (16/8/2021). Meminta segera mengevakuasi Yuiana ke Puskesmas Elpaputih namun keluarganya menolak.

“Dari hari Senin staf kami naik ke (Huku Kecil) untuk pengobatan lengkap dan imunisasi. Ketemu ibu itu (Yuliana) untuk turun,” katanya kepada sentraltimur.com via telepon seluler.

Tim kesehatan meminta evakuasi Yuliana ke Puskesmas karena kondisinya sangat buruk. Menurut Johanes, kondisi kesehatan Yuliana sangat berisiko sebab mengalami gejala hipertensi, kelainan di mulut rahim dan memiliki tekanan darah tinggi.

“Jadi kalau ditolong di situ sangat berisiko bisa pendarahan beresiko meninggal. Jadi prosedurnya harus rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Tapi keluarga tidak mau lalu masukan ke medsos, kacau ini,” kesalnya.

Sesuai prosuder kata Johanes, pasien kondisi seperti itu harus segera bawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. Agar tertangani tenaga medis dengan baik.

“Jadi bukan kita tidak menghiraukan, harus sesuai prosedur kalau tidak mampu harus rujuk ke yang mampu. Nah, kemarin karena heboh di sana kita turun ke sana. Kita bilang kalau tidak mau turun kita tidak bertanggung jawab, jangan sampai kita disalahkan,” ujarnya.

Johanes menuturkan Yuliana tandu keluarganya, itu merupakan hal biasa. Sebab tidak ada akses jalan yang memungkinkan mobil ambulans datang menjemput pasien.

“Mengapa harus ditandu? Ya memang harus tandu karena tidak ada akses untuk kendaraan mau pakai apa untuk mengangkut dia. Jadi kalau tidak tandu tidak bisa jalan,” katanya.

“Kalau ada akses jalan masa kita tidak bawa ambulans. Kalau seperti ini siapa yang mau bawa kendaraan tembus hutan-hutan ke atas,” tambahnya.

Johanes katakan, setelah bawa ke Puskesmas, sore itu juga Yuliana melahirkan  bayinya. “Dia sudah melahirkan anaknya yang kelima dengan selamat sore itu juga,” kata Johanes. (MMS)

  • Bagikan