“Namun kami tetap berupaya agar program kegiatan dapat berjalan. Misalnya dengan memasukan ke dalam rancangan anggaran di tahun berikutnya. Mengirim ASN untuk mengikuti bimtek atau pelatihan, bekerja sama dengan lurah dan RT dan RW untuk membuat sosialisasi bagi masyarakat agar dapat meningkatkan peran serta dalam menjaga sarana prasarana yang sudah dibuat,” kata Agus.
Menanggapi hal itu, assesor dari BRIN, Andrari Grahitandaru menyatakan terkait program dan kegiatan Smart City, tiga hal harus diperhatikan yakni inovasi, kolaborasi dan anggaran.
Dengan terbatasnya anggaran dalam pelaksanaan program/kegiatan Smart City, dapat digunakan dana CSR. (ADI)