AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Kobaran api yang menghanguskan asrama Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) di kawasan Kudamati, Kota Ambon, Minggu malam (13/6/2021), terungkap.
Musibah dipicu ulah seorang warga setempat bernama Yosef Mancino. Ulahnya yang iseng mendatangkan petaka bagi warga yang berada di lokasi kejadian dan warga sekitar.
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 21.30 WIT, bukan hanya membakar asrama, tetapi juga perabotan rumah tangga di asrama itu dan dua unit sepeda motor milik warga.
Polisi kini memburu Yosef Mancino untuk dimintai pertanggung jawaban. Yosef diduga sebagai biang kerok penyebab terjadinya kebakaran hebat di kawasan tersebut.
“Dia kabur setelah kebakaran itu, dan saat ini anggota masih mengejarnya,” kata Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Izack kepada sentraltimur.com, Minggu malam.
Tindakan sembrono Yosep Mancino terungkap dari keterangan saksi di lokasi kejadian, Yulius Refan penjual BBM eceran.
Ketika pemilik lapak BBM itu sedang mengisi BBM ke botol plastik bekas kemasan air mineral, pelaku datang menghampiri saksi.
“Datang saudara Yosef dan melihat tumpahan bensin di tanah. Lalu Yosef bercanda menyalakan korek api di tumpahan bensin tapi dicegat. Namun dia tidak mempedulikan dan tetap menyalakan korek api sehingga terjadilah kebakaran,’ kata Izack.
Api dengan cepat merembet ke lapak bensin dan semakin besar akhirnya merembet ke asrama SPK. “Ada 60 liter bensin (milik Yulius) ikut terbakar sehingga api semakin membesar dan membakar lokasi sekitar hingga ke asrama SPK,” tukasnya
Kobaran api semakin membesar, Yosep yang tidak menyangka ulahnya telah menciptakan musibah, ketakutan karena nyaris dihakimi warga yang marah. Dia kabur dari lokasi kejadian.
Kebakaran menghanguskan satu blok gedung yang terdiri dari dua lantai yang ditempati warga.
Lantai satu ditempati keluarga Joice Matatula, Noce Matatula dan keluarga Yulius Refan. Sementara lantai dua dihuni keluarga Cale Matatula.
Nasib baik masih menghampiri Fanny Tahalea dan anaknya. Wanita 40 tahun itu dan anak-anaknya berhasil lolos dari maut.
Fanny merupakan salah satu penghuni asrama SPK. Dia terbangun saat api mulai melahap bangunan tersebut.
Bunyi ledakan dari kamar sebelah di asrama itu membangunkannya dari tidur. Dia mengira terjadi gempa bumi. Suaminya yang berada di depan kamar, bersama Fanny dan anak-anaknya keluar menjauhi asrama SPK.
Perabotan rumah tangga dan harta benda lainnya milik penghuni asrama tidak dapat diselamatkan.
Begitu juga dua unit sepeda motor masing-masing milik Naomi Noach dan Rommy Elkel. (MMS)