banner 728x250

Pj Wali Kota Ambon Sulit Wujudkan Program Ambon Bersih, Ini Kendalanya

  • Bagikan
PROGRAM AMBON
Tumpukan sampah meluber ke jalan raya di kawasan Gunung Malintang, desa Batu Merah, kota Ambon. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

Menurutnya jika kesadaran dari warga untuk membuang sampah tepat pada waktunya, dengan segala keterbatasan yang dimiliki sampah-sampah tersebut akan pasti akan diangkut sesuai jadwal.

Bila warga tertib membuang sampah, tidak akan ada sampah yang terlihat berserakan di jalan pada siang hari. “Kalau masyarakat mau sadar dan buang sampah di jam 10 malam saja masalah ini bisa diatasi dengan keterbatasan sumber daya yang ada,” katanya.

“Jadi bayangkan saja betapa sulitnya saya hari ini menyelesaikan sampah dengan kondisi keterbatasan yang ada, makanya saya katakana semua program prioritas bisa saya selesaikan tapi Ambon bersih ini agak sulit,” ujar Bodewin.

Pemkot Jalin Kerja Sama      

Bodewin mengakui meski agak sulit untuk mewujudkan program prioritas tersebut, namun dia tidak akan patah semangat untuk membuat kota Ambon bersih dari sampah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemkot Ambon kini mulai bekerjasama dengan pihak ketiga dan juga pemerintah Belanda guna menangani sampah di Ambon. Adapun kerja sama yang dilakukan adalah pembangunan pabrik plastik di kawasan Toisapu yang sebentar lagi akan segera beroperasi.

“Apa solusi yang kita buat yang pertama kita sedang menunggu operasi 100 persen dari pabrik plastik NLA di Toisapu untuk apa? minimal mereka bisa menyelesaikan 30 persen sampah yang dihasilkan setiap hari. Yang kedua kita bekerjasama dengan LSM kemudian dengan pemerintah Belanda untuk melakukan pengolahan sampah secara terpadu,” katanya.

Kerja sama dengan pemerintah Belanda sudah mulai berjalan. Pemerintah Belanda juga memberikan bantuan satu unit mobil pengangkut sampah yang canggih yang mampu mengangkut 7 hingga 10 ton sampah sekali angkut. “Mobil itu nanti kita siagakan di Batu Merah,” katanya.

Dari hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan pemerintah Belanda juga akan dibangun sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) di kota Ambon. TPS akan menampung pelbagai jenis sampah dari masyarakat baik sampah organik dan non organik.

Selanjutnya sampah yang ditampung di TPS diangkut dengan mobil pengangkut sampah untuk ddibawa ke tempat pembuangan akhir dan juga ke TPS3R yang sudah dibangun di desa Rutong, kecamatan Leitimur Selatan untuk diolah.

“Kalau sudah dibangun masyarakat harus jaga jangan kasih rusak, harus punya kesadaran. Jika ada kesadaran masalah ini bisa kita tangani karena masalah sampah ini bukan hanya tanggung jawab pemkot tapi kita semua,” katanya.

Penjabat Wali Kota Ambon M. Bodewin Wattimena. (FOTO: ISTIMEWA)

Upaya lain yang dilakukan untuk menangani persoalan sampah di Ambon lanjut Bodewin, yakni memberikan tanggung jawab ke pemerintah desa dan kelurahan untuk mengawasi penanganan sampah di wilayahnya masing-masing.

“Kita juga sedang berupaya mendelegasikan penanganan sampah ke kelurahan dan desa. Kalau itu bisa terjadi, ruang lingkup pengawasan sampah ini semakin sempit. Kepala desa, lurah dan raja bertanggung jawab terhadap masalah sampah di desanya masing-masing,” jelasnya.

Minta Bantuan Pemerintah Pusat

Mengatasi masalah sampah di ibu kota provinsi Maluku ini, Bodewin juga meminta bantuan ke pemerintah pusat melalui staf khusus presiden dan juga ke Kementerian Keuangan.

Permohonan bantuan armada sampah ke pemerintah pusat itu disampaikan melalui surat resmi atas nama Pemkot Ambon.

Dalam surat yang dilayangkan itu dia meminta Kementrian Keuangan agar dana bagi hasil penyesuaian untuk kota Ambon dapat diberikan dalam bentuk barang yaitu mobil pengangkut sampah.

“Kita minta dana bagi hasil penyesuaian itu bisa dibeli mobil pengangkut sampah dan eksavator karena eskavator kita juga sudah rusak,” katanya.

Dia berharap permintaan itu bisa direalisasikan pemerintah dengan mengirimkan truk pengangkut sampah ke Ambon agar penanganan sampah di wilayah itu bisa diatasi. “Harapan saya kita bisa diberikan bantuan agar masalah sampah ini kita bisa atasi,” ujar Bodewin.

Dia menambahkan penanganan sampah di kota Ambon bukan semata menjadi tugas dan tanggung ajwab pemerintah, namun juga semua lapisan masyarakat. Karena itu dia meminta dukungan dan kesadaran seluruh warga kota Ambon untuk lebih peka terhadap persoalan sampah.

“Karena tanpa dukungan dan kesadaran masyarakat kebijakan apapun yang dibuat pemerintah tidak akan berhasil. Bukan hanya untuk sampah tapi semuanya,” kata Bodewin. (MAN)

  • Bagikan