banner 728x250

Rapat Bahas Pembangunan Lapak Terminal Mardika Ricuh, Pj Wali Kota Ambon Gusar

  • Bagikan
RAPAT BAHAS
Rapat dengar pendapat membahas pembangunan lapak pedagang dan pungli di Terminal Mardika di ruang paripurna Kantor DPRD Kota Ambon, ricuh, Senin (27/2/2023). (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Rapat dengar pendapat membahas pembangunan lapak pedagang dan pungli di Terminal Mardika di ruang paripurna Kantor DPRD Kota Ambon, ricuh, Senin (27/2/2023).

Kericuhan mulai terjadi ketika Anggota Komisi III DPRD Kota Ambon Ari Sahertian menyampaikan pandangannya soal tindak tanduk Asosiasi Pedagang Mardika Ambon (APMA) di terminal Pasar Mardika yang dinilai meresahkan.

Saat sedang menyampaikan pandangannya, mendadak sejumlah pedagang dan pengurus APMA melayangkan interupsi sambil mengamuk. Mereka mencoba menerobos barikade aparat Satpol PP yang berjaga hingga kericuhan pun terjadi.

“Itu fitnah, itu fitnah,” teriak pedagang dan pengurus APMA dalam rapat tersebut.

Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena yang menghadiri rapat menenangkan para pedagang dan pengurus APMA. Dia dibuat gusar oleh ulah pengurus APMA yang membuat kegaduhan. Bodewin memerintahkan pembuat gaduh diusir dari ruang rapat.

“Keluarkan dia, jangan mengintimidasi kita di sini ya, saya tidak peduli. Saya di sini bicara untuk menyelesaikan persoalan kita tidak punya itikad buruk kepada saudara-saudara,” tegas Bodewin.

Bodewin menegaskan Pemerintah Kota Ambon telah mengambil sikap untuk menghentikan pembangunan lapak di area terminal di pasar Mardika Ambon. Sehingga siapapun harus menghargai keputusan tersebut.

BPT Jual Lapak

Sebelumnya Anggota Komisi III DPRD Kota Ambon Ari Sahertian menilai langkah APMA membangun kembali lapak di Terminal Mardika yang baru dibongkar oleh Pemkot Ambon sangat tidak berdasar dan dinilai arogan.

Apalagi mematok harga bagi pedagang yang mau berjualan di lapak yang dibangun harus membayar sebesar Rp9 juta. Menurut Ari langkah APMA tersebut telah merampas otoritas Pemkot Ambon dalam mengatur aktivitas pedagang di terminal Mardika.

“Saya bingung, aturannya sudah jelas tapi kenapa mereka bisa melakukan sesuka hati. Semua diatur hanya oleh mereka, saya di sini mau menyampaikan kebenaran dan harus saya sampaikan. Ini ancaman yang berulang-ulang kali terjadi” kata Ari dengan nada tinggi.

  • Bagikan