banner 728x250

Takut Kalah Pilgub Kubu Murad Sebar Selebaran Provokatif & SARA, Polisi Didesak Tangkap Pelaku

  • Bagikan
SELEBARAN PROVOKATIF
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku, Murad Ismail-Michael Wattimena. (ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Kubu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Murad Ismail-Michael Wattimena diduga melakukan black campaign atau kampanye hitam untuk merebut hati pemilih.

Kubu pasangan nomor 2 itu gerilya melakukan praktik kampanye hitam di sejumlah titik di wilayah Pulau Seram, Maluku.

Loyalis paslon tagline 2M itu membagikan selebaran provokatif mengandung muatan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Selebaran provokatif mengatasnamakan umat Islam dibagikan untuk mengacaukan Pilkada Maluku.

Selebaran berisi narasi negatif yang bertujuan merusak citra pasangan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath dan Jeffry Apoly Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas di Pilkada Maluku, 27 November 2024.

Taktik politik yang dimainkan kubu Murad-Michael tidak etis, penuh kebohongan dan fitnah. Selebaran itu menuduh paslon pesaing Murad-Michael di kontestasi Pilkada Maluku tidak pantas dan menyerang agama.

Panik dan takut tersungkur di Pilkada Maluku 2024, kubu Murad membagikan selebaran ke masyarakat guna meraih simpati. Selebaran marak dibagikan beberapa hari terakhir atau setelah lembaga survei merilis hasil survei Pilgub Maluku. Rilis survei terbaru elektabilitas atau keterpilihan Murad-Michael kalah telak dari pasangan Hendrik-Vanath.

Selebaran diketik di dua lembar kertas hvs, menuliskan kebohongan Hendrik Lewerissa sebanyak empat poin.

Mengakhiri fitnah terhadap Hendrik, kubu Murad dalam selebaran itu menuliskan; “Selama 5 tahun Hendrik Lewerissa jadi anggota DPR RI ada kasih katong (kita) umat Islam apa???,” bunyi selebaran yang salinannya diperoleh sentraltimur.com, Jumat (22/11/2024).

Tiga poin fitnahan dan tuduhan palsu ditujukan kepada calon wakil gubernur Abdullah Vanath.

“Par apa mau pilih pemimpin yang seng (tidak) pernah bantu umat Islam, par apa mau pilih pemimpin yang suka hina umat Islam dan suruh katong berkiblat ke pemimpin Kristen,” kata kubu Murad dalam selebaran.

“Untuk umat Muslim/Islam mari katong luruskan saff, rapatkan barisan pilih pemimpin yang satu akidah/agama sesuai dengan ajaran Alquran.”

Baca juga :  KPU SBB Gelar PSU di Kairatu Gegara Warga Coblos Pakai KTP Tak Sesuai Alamat Domisli

“Lihatlah di Palestina umat Muslim dibantai, tragedi 1999 kerusuhan Maluku umat Islam dibantai masa katong mau pilih gubernur orang Kristen yang junjung Israel. Masa katong pilih pemimpin yang suka hina suku, yang suruh ikuti pemimpin Kristen,” tulis isi selebaran.

“Pilih saja pemimpin/gubernur sesama Islam (Islam pilih Islam). Allahu Akbar.”

Fitnah dan tuduhan juga ditujukan kepada Jeffry Rahawarin. “Jadi Pangdam Pattimura cuma orang Kristen yang prioritas diterima jadi tentara. Seng pernah kasih bantuan untuk umat Islam,” kata fitnahan kepada Jeffry.  

“Umat Islam katong luruskan saff, rapatkan barisan pilih pemimpin yang satu akidah sesuai dengan ajaran Alquran. Pilih gubernur sesama Islam (Islam pilih Islam).”

“Kalau wakil cuma jadi ban serep, Palestina diserang orang Kristen Manyele. Jadi katong pilih gubernur orang Islam jua, jang pilih orang Kristen yang junjung Israel. Pilih gubernur yang Islam saja. Allahu Akbar,” masih isi selebaran itu.

Selebaran itu didapati beredar menjelang hari pencoblosan Pilgub Maluku, 27 November 2024. Selebaran masif dibagikan di pemukiman muslim di beberapa titik di pulau Seram.

Terkini, selebaran dibagikan kubu Murad di Dusun Talaga, Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat. “Iya sejumlah warga di Dusun Talaga, yang mayoritas dihuni etnis Buton (Sulawesi Tenggara) mendapatkan selebaran itu. Dibagikan tadi (Jumat) pas waktu subuh,” ujar Hasan melalui telepon.

Hasan menilai selebaran berisi ajakan umat Islam memilih calon gubernur Islam dan memfitnah calon yang beragama Kristen sudah sangat keterlaluan dan berbahaya. Menurutnya kampanye hitam yang dilakukan oleh kelompok lawan politik dengan tuduhan palsu bisa merusak kehidupan umat beragama.

Selebaran provokatif bermuatan SARA yang dibagikan kubu Murad Ismail ke masyarakat. (ISTIMEWA)

“Kita di sini (Piru) hidup berdampingan dan rukun bersama warga dari berbagai agama. Selebaran yang dibagikan kelompok calon gubernur itu sebenarnya malah menghina Islam. Agama Islam tidak mengajarkan umatnya menyebar kebencian terhadap penganut agama lain,” tegas Hasan.

Baca juga :  Membangun Maluku: Cerita dari Telepon Gubernur Terpilih

Dia mengimbau umat Islam dan umat Kristen di SBB tidak terprovokasi dengan selebaran yang menyebar ujaran kebencian tersebut. “Jangan karena dia (Murad) punya kepentingan politik umat Islam diprovokasi untuk membenci calon gubernur dari agama lain. Orang yang sifatnya menghasut umat seperti itu tidak layak dipilih sebagai gubernur,” tegas dia.

Roni, warga Piru mendesak Polres SBB menangkap pembuat dan penyebar selebaran provokatif tersebut. “Polisi harus segera menangkap pelaku. Menyebar fitnah dan kebohongan melalui selebaran ini sangat berbahaya. Selebaran ini bisa memperkeruh stabilitas kamtibmas jelang hari pencoblosan. Kami minta polisi rutin patroli untuk mengantisipasi kerawanan,” tegas Roni.

Dia menegaskan selebaran itu sangat provokatif dan berbahaya bagi kehidupan umat beragama di Maluku. “Masyarakat menginginkan Pilkada yang berkualitas mengedepankan cara-cara yang elegan. Hentikan segala bentuk kampanye yang menghasut. Isu-isu SARA, diskriminatif harus diakhiri. Jangan sampai Pilkada merobek kehidupan orang basudara di Maluku,” ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat merayakan pesta demokrasi ini dengan damai. Tanpa kekerasan dan ketakutan. “Mari bersama-sama kita ciptakan Pilkada yang beradab dan bermartabat,” imbaunya.

Polres SBB masih menelusuri pelaku penyebar selebaran yang mengandung muatan SARA ini. “Kapolsek juga sudah menyampaikan temuan itu dan kita masih telusuri (pelaku penyebaran),” kata Kapolres SBB AKBP Dennie Andreas Dharmawan dihubungi sentraltimur.com, Jumat malam.

Polisi akan rutin melakukan patroli mengantisipasi kerawanan. Dia mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan beredarnya selebaran itu.

Maraknya selebaran provokatif yang diduga disebarkan kubu Murad juga telah tercium Polda Maluku. Polisi masih menyelidiki kasus ini. “Sudah dimonitor dan masih kita telusuri,” kata Direskrimum Polda Maluku Kombes Pol. Andri Iskandar. (TIM)

Ikuti berita sentraltimur.com di Google News

  • Bagikan