banner 728x250

Tolak Pengukuhan Kepala Desa, Warga di Malra Sasi Puskesmas

  • Bagikan
Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun (tengah) mendatangi Ohoi Letman, Kecamatan Kei Kecil minta sasi Puskesmas Pembantu dilepaskan, Sabtu (17/7/2021). (FOTO: ANTARA)
banner 468x60

LANGGUR, SENTRALTIMUR.COM – Penolakan pengukuhan kepala desa atau ohoi di Letman Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara berujung pada aksi sasi Puskesmas Pembantu (Pustu).

 

Fasilitas kesehatan itu dipasangi tanda larangan atau sasi sehingga tidak dapat difungsikan. Sasi adalah tanda larangan dalam budaya Kei.

 Pemasangan sasi akhirnya dilepas setelah Bupati Maluku Tenggara (Malra), M. Thaher Hanubun mendatangi ohoi di Letman, Sabtu (17/7/2021).

 

Dia memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan meski ada persoalan akibat sengketa kepala desa yang mengakibatkan fasilitas umum dipasangi sasi oleh kelompok yang bertikai.


Menurut Thaher, Letman adalah salah satu desa penyangga ibu kota kabupaten Malra. Pemerintah kabupaten sangat berkepentingan untuk memastikan daerah itu harus aman, dan memastikan pelayanan kepada warga tidak terganggu akibat persoalan apapun.


“Soal sasi ini adalah salah satu adat dan budaya kita, prinsipnya kita tetap menghormati, tetapi saat ini memberikan pelayanan kepada warga terutama di masa pandemi Covid-19. Saya minta warga melalui ketua badan saniri ohoi sasi yang dipasang pada Pustu dicabut sehingga pelayanan kepada warga dapat berjalan,” jelas Thaher.


Mengenai penolakan kepala ohoi, Thaher menegaskan Pemda Malra sama sekali tidak mengintervensi siapa yang akan duduk sebagai kepala ohoi Letman.

 

Sebabnya, persoalan pemilihan kepala desa berada pada ranah adat masing-masing Ohoi, sedangkan kewenangan Pemda hanya menentukan pejabat jika ohoi belum memiliki kepala ohoi definitif.

 

“Camat atau pejabat kepala ohoi selaku perpanjangan tangan Pemda, saya sudah perintahkan tidak boleh terlibat dalam proses adat,” tegasnya.

 

Misalnya ada pengukuhan seseorang oleh raja atau siapa yang berhak menduduki jabatan kepala ohoi, itu urusan mereka atau urusan ohoi nuhu (kampung) atau urusan riin kot (mata rumah), jika terlibat Thaher menegaskan akan menjatuhkan sanksi.


Camat atau pejabat ohoi kata dia, hanya memfasilitasi agar proses pemilihan dapat menghasilkan kepala ohoi definitif.

 

Thaher turun langsung dan menemui tokoh adat, agama dan warga di Ohoi Letman sekaligus mencabut Sasi yang dipasang oleh warga pada Pustu.

 

Sasi dilakukan akibat ketidak puasan terhadap pengukuhan salah satu calon kepala ohoi oleh raja setempat.
Pencabutan sasi ini oleh ketua BSO ohoi Letman saat bupati mengunjungi Letman.

 

Warga yang menolak pengukuhan kepala desa memasang sasi di Balai Ohoi dan sejumlah rumah warga di Ohoi Letman.

 

Untuk menyelesaian sengketa kepala ohoi, komunikasi intens akan dilakukan Pemda Malra bersama BSO Letman. (ANT/RED)

Penulis: ANTARAEditor: REDAKSI
  • Bagikan