“Yang jadi masalah itu kita sudah lakukan razia berulang kali. Imbauan berulang kali bahkan sudah sampaikan ancaman apabila temukan akan kita proses. Tapi barang (senjata) itu masih tetap ada di masyarakat,” ujar Roem.
Dia menegaskan, selama masyarakat belum sadar untuk menyerahkan senjata maka upaya aparat menyelesaikan berbagai konflik antarwarga akan mengalami kesulitan. “Susah juga kalau barang itu masih ada di masyarakat. Tidak ada kesadaran dari masyarakat,” kata mantan Kapolres Maluku Tenggara ini.
Diberitakan sebelumnya bentrokan antar warga Desa Hulaliu dan Aboru di Pulau Haruku kembali pecah, Selasa (15/2/2022).
Akibat bentrokan itu seorang warga Hulaliu tewas tertembak dan seorang lainnya terluka terkena tembakan. (MAN)