Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu solusi dan motivasi untuk meningkatkan kolaborasi dan penyelesaian masalah-masalah kesehatan di masyarakat. “Menjadi desa peduli berarti pemerintah dan penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi TBC dan penanganan stunting secara mandiri di wilayahnya,” harapnya.
Bodewin mengingatkan motor penggerak keberhasilan program penanganan TBC dan stunting berada pada kader yang telah dilatih dengan pengetahuan mengenai TBC dan Stunting. “Nantinya mereka dapat bertugas pada pojok peduli di balai desa sehingga masyarakat mendapatkan informasi dan komunikasi mengenai TBC dan stunting,” pungkas Bodewin. (MAN)