banner 728x250

Gorontalo, Maluku, Maluku Utara Alami Peningatan Kasus Covid-19

  • Bagikan
Vaksinasi COVID-19 gratis selama 19-31 Mei 2021 di tribun lapangan Merdeka, Kota Ambon. (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

JAKARTA, SENTRALTIMUR.COM – Sejumlah Provinsi yang belum menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro tingkat desa dan kelurahan, di antaranya Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara mengalami peningkatan kasus aktif.

“Oleh karena itu, bagi empat provinsi yang belum menerapkan PPKM Mikro termasuk Sulawesi Barat akan mulai diterapkan PPKM Mikro pada tahap selanjutnya yaitu pada tanggal 1-14 Juni 2021,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dalam konferensi pers usai Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Senin (24/5/2021).

Jumlah kasus dan Bed Occupancy Ratio (BOR) di sebagian besar provinsi di Sumatera ditemukannya beberapa kasus varian baru yakni B.117 Inggris dan B.1.617 India.

Sejak berakhirnya periode libur Idul Fitri, kasus harian terkonfirmasi mulai mengalami tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir. 

Sehingga kasus harian pada kisaran 5.000 kasus per hari. “Kami terus memonitor, dalam satu minggu ini dan melihat ada tren peningkatan kasus. Kasus Aktif nasional, setelah turun menjadi 87.514 kasus pada 18 Mei, mengalami tren kenaikan dan per hari ini sebanyak 93.393 kasus,” terangnya.

Jumlah kasus aktif nasional menurun -47,5% dari puncak kasus di 5 Februari 2021 sebanyak 176.672 kasus menjadi 92.847 kasus pada 23 Mei 2021. Namun sejak 19 Mei 2021, khususnya dalam 5 hari terakhir, telah terjadi kenaikan jumlah kasus aktif. 

Oleh karena itu, Airlangga menilai, sangat penting untuk mewaspadai potensi lonjakan/kenaikan kasus aktif setelah pelaksanaan libur panjang Idul Fitri minggu lalu. Kasus aktif 56,4% berasal dari Pulau Jawa dan 21,3% dari Pulau Sumatera. 

Lima provinsi dengan kasus aktif terbesar berkontribusi atas 65% kasus aktif tingkat nasional, antara lain yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah, dan Riau. Saat ini, paling tidak terdapat 10 provinsi yang menunjukkan peningkatan kasus aktif dan 24 provinsi menunjukkan penurunan. 

10 provinsi yang kasus aktifnya meningkat antara lain Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.

Secara nasional, BOR masih berada di level yang aman yakni 31%. Adanya kenaikan tren kasus aktif di sejumlah provinsi di Sumatera, menyebabkan BOR di seluruh provinsi di Sumatera (kecuali Bengkulu) lebih tinggi dibandingkan BOR nasional. 

BOR tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (60%), kemudian di Sumatera Utara (58%), dan diikuti di Riau (55%).

Beberapa variabel yang menyebabkan kasus aktif meningkat terutama sesudah lebaran, yakni eksternal faktor dan endogen faktor.

“Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilisasi dan faktor endogen berupa mutasi dari virus akan menyebabkan kasus ini akan meningkat beberapa saat ke depan. Kita mesti tetap menjaga protokol kesehatan,” tegas Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono. (KCI/RED)

 

  • Bagikan