banner 728x250

Kelakuan Keji Ibu di Ambon, Anaknya Berusia 7 Tahun Disiram Air Panas: Sekujur Tubuhnya Melepuh

DISIRAM AIR
Wanita berinisial YT, warga Kampung Mujirin, Kebun Cengkih, Kota Ambon tega menyiram anak kandungnya dengan air panas. (ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Keji nian kelakuan wanita berinisial YT, warga Kampung Mujirin, Kebun Cengkih, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Wanita berusia 30 ini tega menyiram anak kandungnya inisial DKT dengan air panas mendidih pada Senin (29/9/2025) lalu.

Akibatnya, bocah berusia 7 tahun ini sekujur tubuhnya mulai dari badan, leher, perut, punggung hingga kedua kakinya melepuh dan mengalami luka bakar serius.

Polisi telah menetapkan YT ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Perbuatan tak manusiawi itu dilaporkan paman korban ke Polda Maluku, Rabu (1/10/2025).

Mengantongi laporan paman korban, polisi mendatangi rumah YT dan langsung menangkapnya.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol. Rosita Umasugi mengatakan insiden penganiayaan tersebut bermula saat tersangka memanggil anaknya dan menanyakan soal kaca jendela rumah mereka yang hampir terjatuh.

Korban mengaku tidak mengetahui kejadian itu. “Mendengar jawaban anaknya, tersangka yang sedang memasak air panas di tungku batu spontan menimba air panas yang mendidih menggunakan gayung kemudian menyiramkannya ke bagian punggung belakang korban,” ungkap Rosita kepada pewarta, Kamis (2/10/2025).

Korban yang disiram air panas oleh ibunya seketika menjerit kesakitan dan sambil menangis berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi, ibunya sempat menyiramkan air dingin pada tubuh korban.

Namun setelah itu, tersangka kembali mengambil sisa air panas yang direbusnya dan kembali menyiram kedua kaki korban. “Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka dan melepuh pada bagian leher, punggung belakang, lengan, perut dan juga kakinya,” ungkap Rosita.

Peristiwa ini baru terungkap saat korban pergi ke sekolah.  Saat sedang menyantap makanan bergizi gratis, gurunya inisial WPL melihat muridnya ini sulit memasukan makanan ke dalam mulut. Sebab, tangannya susah digerakkan.

“Karena melihat korban sulit makan, gurunya menghampiri dan menanyakan terkait luka di leher korban, namun korban tidak mau menjawab,” jelasnya.

Meski tak mau menjawab, sang guru selanjutnya membawa korban ke ruang kepala sekolah untuk ditanyakan lebih lanjut. Di ruang kepala sekolah, baju korban kemudian dibuka. “Saat itu kepala sekolah memerintahkan untuk membuka baju korban, saat dibuka didapati banyak luka bakar dan melepuh di tubuh korban. Selanjutnya korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan penanganan medis,” ujar Rosita.

Ikuti berita sentraltimur.com di Channel Telegram