AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Bakal calon gubernur Maluku Febry Calvin Tetelepta (FCT) memutuskan mundur dari pertarungan Pilkada Maluku 2024.
Pengunduran diri dari pencalonan gubernur Maluku disampaikan FCT kepada masyarakat Maluku khususnya para pendukung dan tim relawannya melalui video yang beredar pada Minggu (25/8/2024).
Dalam pernyataannya, Deputi I Kantor Staf Kepresidenan (KSP) ini menyampaikan alasan pengunduran dirinya dari proses Pilkada Maluku.
Menurutnya seluruh proses pendaftaran calon gubernur Maluku telah dilalui dengan baik di PDIP maupun partai lain, baik itu proses administratif hingga proses politik. Namun pada akhirnya PDIP yang menjadi partainya menjatuhkan pilihan kepada orang lain.
“Seluruh proses menuju pendaftaran calon gubernur Maluku telah saya ikuti, baik proses administratif maupun politik di tingkat kabupaten, kota provinsi hingga pusat namun pengujungnya di tanggal 14 Agustus 2024 PDIP telah memberikan mandat pada kandidat lain,” kata FCT.
Sebagai kader PDIP, dia legowo dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengusung calon lain di Pilgub Maluku.
FCT menghormati keputusan DPP PDIP meski partainya itu tidak memberikan dukungan kepadanya untuk maju di Pilkada Maluku. Baginya keputusan PDIP memberikan dukungan kepada figure lain telah melewati berbagai pertimbangan.
Sebagai petugas partai, FCT tunduk pada keputusan partai. “Saya menghormati segala keputusan partai dari itu saya mengatakan untuk mengundurkan diri dari pencalonan pada Pilkada Maluku 2024,” ujarnya.
Pasca rekomendasi PDIP dikeluarkan, sejumlah partai sempat memberi lampu hijau kepadanya untuk tetap berproses sebagai calon gubernur. Apalagi setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan syarat pencalonan ambang batas kepala daerah yang memudahkan setiap orang untuk ikut Pilkada.
“Namun komitmen untuk menghormati keputusan PDIP tetap menjadi pilihan sesuai dengan pernyataan saya saat mendaftar di DPD PDIP Maluku tanggal 27 April 2024 yang selalu saya pegang sampai saat ini,” ungkapnya.
“Saya mengikuti proses dengan baik dan saya letakkan proses penilaian objektif kepada DPP PDIP, saya menghargai dan mengikuti keputusan partai,” lanjut FCT.
Kedewasaan politik FCT dalam menerima keputusan partainya untuk menunjukkan kepada masyarakat Maluku bahwa begitulah sejatinya proses politik.
Menurut FCT sikap menjaga integritas, loyalitas, kejujuran, hingga kesatuan kata dan perbuatan harus tetap diutamakan dalam menyikapi setiap realitas politik yang dihadapi.
Sebab sikap tersebut akan memperteguh jati diri seseorang. Sikap itu dianggap telah langka dalam dunia politik. “Karena akan menjadi budaya dan kehormatan identitas seorang anak Maluku, telah menjadi barang langka di tanah raja-raja tercinta ini,” ungkapnya.
Beda Kelas
Usaha untuk berbuat baik demi kemajuan Maluku tidak hanya dilakukan saat menjabat sebagai gubernur, namun bisa dilakukan oleh siapa pun. “Jabatan gubernur Maluku bagi saya bukan segala-galanya, kontribusi untuk membuat perubahan untuk bikin bae Maluku tetap bisa kami laksanakan dari manapun dan kapan pun,” katanya.