banner 728x250

Banjir Rob di Pelabuhan Tulehu Dipicu Gerhana Bulan Total

  • Bagikan
Pagar proyek di pelabuhan Tulehu ambruk diterjang banjir rob dan gelombang tinggi, Kamis (27/5/2021). (FOTO: ISTIMEWA)
banner 468x60

AMBON, SENTRALTIMUR.COM – Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, Ashar mengungkap penyebab banjir rob yang menerjang pelabuhan Tulehu kabupaten Maluku Tengah.

Menurut Ashar banjir rob dan gelombang tinggi yang menerjang Pelabuhan Tulehu itu disebabkan fenomena super blood moon atau gerhana bulan total yang terjadi, Rabu (26/5/2021) malam

“Itu dampak dari fenomena gerhana bulan merah yang terjadi Rabu malam,” ujar Ashar, Jumat (28/5/2021).

Kejadian itu menyebabkan talud sepanjang 20 meter di kawasan pelabuhan Tulehu rusak. Tak hanya itu banjir rob disertai gelombang tinggi juga menyebabkan pagar proyek di pelabuhan juga ikut ambruk.

Dampak lainnya dari kejadian itu, otoritas pelabuhan Tulehu terpaksa menunda keberangkatan kapal cepat yang hendak bertolak dari pelabuhan hingga situasi benar-benar normal kembali. 

Diberitakan sebelumnya, banjir rob menerjang kawasan Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon di tengah hujan deras dan cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut, Kamis (27/5/2021).

Kejadian itu membuat calon penumpang kapal, buruh pelabuhan dan pedagang asongan  yang berada di kawasan itu panik berlarian mencari tempat yang aman.

Sebelumnya, BMKG mengingatkan masyarakat Maluku atas potensi banjir rob.

Kemungkinan terjadinya rob tersebut terkait dengan pengaruh dan aktivitas astronomi, yakni fase bulan purnama perigiee (super blood moon) atau bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi.

BMKG memprediksi rob maksimum di pesisir sejumlah wilayah Maluku terjadi pada 24-31 Mei 2021.

“Warga yang tinggal di pesisir perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob,” kata prakirawan BMKG Maluku Mochamad Zainuri Damayanto di Ambon, Selasa (25/4/2021).

Wilayah yang berpotensi diterjang rob adalah pesisir wilayah kabupaten Seram Bagian Timur, pesisir selatan Pulau Seram, Pulau Ambon, dan Lease, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, serta Kepulauan Aru.

Fenomena gerhana bulan total menyebabkan potensi pasang maksimum di sejumlah wilayah pesisir di Maluku. Apalagi ditunjang dengan keadaan gelombang serta curah hujan cukup tinggi yang terjadi saat ini.

“Fenomena alam super blood moon ditunjang hujan dengan intensitas tinggi dapat memengaruhi dinamika pasang surut dan berpotensi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir di Maluku,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan dan mengikuti informasi terbaru tentang cuaca maritim yang dikeluarkan BMKG, sehingga dapat diantisipasi, guna mencegah terjadinya korban jiwa. (MMS)

  • Bagikan